Teropongdaily, Medan- Menurut peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang menjelaskan empat definisi bulan hitam, yakni:
1. Bulan hitam adalah fase bulan baru yang kedua dalam satu bulan Masehi. Fenomena ini cukup sering terjadi karena berlangsung periodik dengan periode 29 bulan.
2. Bulan hitam adalah fase bulan baru ketiga dalam musim astronomis yang mengandung empat fase bulan baru. Fenomena ini terjadi setiap 33 bulan.
3. Bulan hitam adalah fenomena di mana tidak terdapat fase bulan baru di bulan Februari. Fenomena ini terjadi setiap 19 tahun sekali.
4. Bulan hitam adalah fase bulan purnama di bulan Februari. Fenomena ini terjadi setiap 19 tahun sekali.
Apa dampak yang akan terjadi jika terdapat fenomena bulan hitam? Fenomena bulan hitam ini dapat menyebabkan naiknya pasang laut.
“Sebagaimana fase bulan baru pada umumnya, bulan hitam dapat mengakibatkan naiknya pasang laut dibandingkan hari-hari lainnya ketika konfigurasi Bumi-Bulan-Matahari tidak segaris jika diamati dari atas kutub. Masyarakat diimbau agar tidak melaut saat air laut sedang pasang,” ucap Andi Pangerang.
Lanjutnya ia menjelaskan bahwa fenomena ini bisa terjadi di berbeda tempat. “Fenomena bulan hitam bisa terjadi di setiap tempat yang berbeda, dikarenakan zona waktu yang digunakan juga berbeda-beda di setiap tempatnya,” ujarnya.
Adapun waktu fase bulan baru keenam pada 2022 terjadi pada 30 Mei pukul 11.30.08 Universal Time (UT). Dengan waktu ini berarti untuk wilayah Eropa bagian Timur, Indonesia, hingga Kepulauan Line baru akan mengalami bulan hitam di penghujung Mei 2022.
Sumber foto : detik.com
Tr : Neni Inovia