Harapan
Rimbunmu jadi abu
Hujanmu jadi sendu
kau tak lagi seindah dulu
Periwiku menangis pilu
Penghunimu pucat dan takut
Melihat batang-batang kokohmu mengeriput
Hanya tersisa rintihan sayup
Bumiku, jangan biarkan kami turut redup
Apa salahmu?
Tangan mana yang memberimu siksa ?
Suram, sesak, serat, nelangsa
Kegetiran merasuk rongga dada
Aku tak mampu berkata kata
Kapan sedih ini akan berakhir?
Bisakah tangis dan riuh ini segera tekubur?
Ingin rasanya rintihan hilang
Dan bahagia pertiwi pun datang
Aku rindu awan biru tanpa selebat asap
Aku rindu hutan hijau tempat damai hinggap
Aku rindu bumiku yang biru
Aku sangat rindu rimbunnya hutan pertiwi
Rindu segarnya udara pertiwi
Bila tahun tahun berlalu
Sumber foto : Tribunnews.com
Tr : Apriyatul Yulida Sinaga