Teropongdaily, Medan-Ketika publik mulai melupakan hiruk-pikuk Pemilu 2024, film dokumenter Dirty Vote II O3 hadir sebagai pengingat tajam. Dirilis pada 20 Oktober 2025, karya Dandhy Dwi Laksono ini membedah arah kekuasaan Indonesia pasca pemilu lewat empat jam analisis dan riset yang mendalam.
Film ini menampilkan tiga pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari, Bivitri Susanti, dan Zainal Arifin Mochtar yang menjelaskan bagaimana kekuasaan berjalan di balik politik, hukum, dan ekonomi. Bukan sekadar tontonan, film ini jadi ruang refleksi tentang bagaimana kekuasaan bekerja secara sistematis dan saling terkait.
Konsep utama film ini adalah “O3”, singkatan dari Otot, Otak, dan Ongkos. Otot melambangkan kekuatan politik, otak mewakili kendali hukum, dan ongkos menggambarkan kontrol atas sumber daya ekonomi. Dilansir dari Tempo.co konsep ini merangkum keresahan publik yang kini disusun secara ilmiah untuk membaca arah rezim Prabowo–Gibran ke depan.
Para narasumber menilai kekuasaan kini semakin terpusat. Feri Amsari menyoroti regulasi yang kerap dijadikan alat memperluas kekuasaan. Bivitri Susanti melihat hukum kehilangan fungsi keadilannya. Sementara Zainal Arifin Mochtar menunjukkan hubungan erat antara kebijakan, bisnis, dan birokrasi dalam mempertahankan kendali politik.
Film ini juga memperlihatkan bagaimana hukum dan ekonomi berpelukan menjaga kekuasaan. Hukum melegitimasi kebijakan ekonomi, sedangkan kekuatan ekonomi mendanai stabilitas politik. Stabilitas yang tampak tenang di permukaan, namun sesungguhnya rapuh karena tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat.
Sejak dirilis, film ini viral di berbagai platform. Banyak yang memuji keberanian Dandhy dan timnya, tapi tak sedikit pula yang menilai film ini terlalu pesimis. Meski begitu, Dirty Vote II O3 berhasil membuka ruang diskusi publik tentang perlunya transparansi dan pengawasan terhadap kekuasaan.
Pesan film ini sederhana: kekuasaan tanpa kepercayaan rakyat akan runtuh dengan sendirinya. Ketika hukum dan ekonomi hanya menjadi alat kekuasaan, keadilan dan kepercayaan publik pun memudar. Rakyat butuh pemimpin yang dipercaya, bukan ditakuti.
Dirty Vote II O3 bukan hanya dokumenter politik, tapi juga cermin sosial yang mengajak kita berpikir ulang tentang arah demokrasi. Film ini mengingatkan bahwa menjaga demokrasi bukan tugas segelintir elite, tapi tanggung jawab kita semua. Setelah menontonnya, pertanyaan yang tersisa: apakah kita akan tetap diam, atau mulai membaca ulang arah negeri ini?.
Tr: Intan Nuraini






















