Teropongdaily, Medan-Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar seminar ilmiah bertajuk ‘Peningkatan Pengetahuan dan Pemahaman Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA)’ di Auditorium UMSU, Rabu (29/10/2025).
Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yaitu, Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan, Peneliti Bidang Material Konstruksi dan Wakil Dekan I FT UMSU yang membahas potensi FABA dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan pengurangan pencemaran lingkungan.
Wakil Dekan I FT UMSU, Ir. Ade Faisal, S.T., M.Sc., Ph.D., menjelaskan bahwa kualitas FABA bergantung pada jenis batu bara dan metode pembakaran di setiap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
“Di Amerika Serikat, Fly Ash sudah digunakan hingga 40 persen untuk gedung 42 lantai dan 55 persen untuk gedung 35 lantai. Ini mendukung konsep Green Building yang kini menjadi prioritas pemerintah kota,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan Kota Medan, Ruth Oldrina Margareth Tobing, S.T., M.Si, menjelaskan hasil studi Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa 60 persen penyebab stunting di Indonesia berasal dari air tanah yang tercemar.
“Kita punya target pemerintah 41 persen pengurangan emisi gas rumah kaca pada tahun 2030, dan nol persen pada 2050. Artinya, penggunaan energi berbasis batu bara harus mulai diganti dengan bahan yang lebih ramah lingkungan,” jelas Ruth.
Sementara itu, Peneliti Bidang Material Konstruksi, Fetra Venny Riza, S.T., M.Sc., Ph.D., dalam paparannya berjudul ‘Pemanfaatan Limbah FABA untuk Perumahan (Dari Limbah PLTU Menjadi Material Perumahan Hijau)’ menyoroti hambatan utama dalam pemanfaatan FABA yang mencakup aspek regulasi, teknis, dan standar material.
“Yang patut kita garis bawahi isu utamanya kita belum punya standar, standar untuk pemanfaatan FABA, kemudian itu tadi masih sangat minimnya pemanfaatan FABA yang aktual terjadi,” ungkap Fetra.
Tr: Widya Putri Irawan






















