Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar Silaturahim Syawal 1446 H sebagai ajang mempererat ukhuwah dan sinergi antara sivitas akademika dengan keluarga besar Muhammadiyah Sumatera Utara. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium UMSU, Sabtu (19/04/2025).
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag., turut hadir memberikan tausiyah kebangsaan yang menekankan pentingnya kebersamaan dalam menyongsong masa depan Muhammadiyah.
Acara ini juga dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Utara beserta jajaran, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Utara dan sekitar 500 ibu Aisyiyah, Badan Pembina Harian UMSU, para ulama, pimpinan daerah Muhammadiyah se-Sumatera Utara, pimpinan perguruan tinggi Muhammadiyah seperti Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan dan Universitas Muhammadiyah Asahan, serta mitra perbankan syariah dari BSI, BNI, Muamalat, Mega Syariah, Mandiri, dan Bukopin Syariah.
Rektor UMSU, Prof. Dr. Agussani, M.A.P., dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari seluruh keluarga besar persyarikatan Muhammadiyah.
“Kami seluruh sivitas akademika mengucapkan terima kasih yang tak terhingga. Perjalanan UMSU dari tahun ke tahun terus tertata dengan baik. Semua ini berkat doa dan dukungan keluarga besar Muhammadiyah, agar UMSU bisa sejajar dengan perguruan tinggi Muhammadiyah di luar Sumatera,” ujarnya.
Rektor juga menyampaikan laporan akademik kepada Dr. Anwar Abbas, termasuk kesiapan UMSU menyambut Muktamar Muhammadiyah 2027.
“Kami laporkan kepada Buya, bahwa walaupun dalam proses menuju Muktamar, kami tetap fokus pada bidang akademik. Selama Ramadan kemarin, alhamdulillah, dua program studi berhasil meraih akreditasi unggul, yaitu Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Bahasa Inggris. Total ada 43 program studi di UMSU, 19 di antaranya telah terakreditasi unggul,” jelasnya.
Dalam tausiyahnya, Dr. H. Anwar Abbas menyoroti posisi strategis Muhammadiyah secara global dan tantangan masa depan.
“Muhammadiyah diposisikan sebagai organisasi terkaya keempat di dunia. Namun ke depan, mungkin ada kecenderungan orang mulai enggan membantu perjuangan Muhammadiyah. Oleh karena itu, kita harus membuat terobosan-terobosan agar organisasi ini semakin maju,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya perubahan mentalitas di kalangan Muhammadiyah.
“Mentalitas Muhammadiyah saat ini cenderung seperti karyawan, menghindari risiko. Kita harus berani hijrah ke mental pengusaha. Jika tidak berinovasi di bidang ekonomi dan bisnis, kita akan tergilas zaman,” ujarnya.
Silaturahim Syawal ini menjadi momentum refleksi sekaligus penguatan kebersamaan yang solid untuk membangun Muhammadiyah yang lebih tangguh dan berkemajuan.
Tr: Imtiyaz Alnatanisa