Ada taman di balik gedung tua,
Tempat bunga-bunga pernah menari.
Dulu tangannya ringan menanam mimpi,
Kini batangnya diam, Menunggu disirami sendiri.
Mereka yang dulu menabur janji,
Hilang saat matahari meninggi.
Katanya sibuk menumbuh diri,
Tapi lupa, akar pun butuh berbagi.
Lalu, ketika pesta panen tiba,
Mereka datang membawa senyum megah.
Mengaku turut menanam harapan,
Padahal hanya singgah di bayang lelah.
Ah, betapa getir jadi tanah yang setia,
Menopang beban tanpa banyak bicara.
Sementara bunga palsu berdansa ria,
Mengira harum bisa menutupi dosa kerja.
Namun waktu selalu adil pada semesta
Yang sungguh, akan tumbuh
Yang pura-pura, akan luruh.
Dan taman itu tahu
siapa yang benar menanam cinta.
Tr: Anggun Nihma






















