Teropongonline, Medan-Telah sepekan lebih viralnya berlabuh kapal berbendera Hong Kong diperairan Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara. Masih saja meninggalkan jejak dan kini membuat beberapa elemen organisasi Kota Medan angkat suara.
Saat dihubungi via Whatshap, Zulkifli salah satu koordinator daerah Gerakan Aktivis Sumatera (GAS) mengatakan atas peristiwa tersebut masih membuatnya heran dan janggal, (12/05/2020).
“Apabila kapal tersebut memiliki izin dan telah mematuhi protokol, ya kenapa tidak adanya bukti-bukti di media cetak dan pengawalan oleh Pol Air hingga ke bibir pantai,” katanya.
Padahal diketahui saat ini Covid 19 sedang melanda tanah air, dengan Social Distancing ataupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Namun hal tersebut tampaknya tak dihiraukan bagi Pemerintah, hal itu jelas terekam pada video salah satu nelayan yang menggambarkan adanya pembiaran kapal asing begitu saja tanpa pengawalan.
Selain itu, Zulkifli juga mengatakan masuknya kapal asing ini seakan memberikan indakator adanya permainan antara pemerintah dengan korporasi perusahaan setempat.
“Yang saya tau kapal tersebut tidak seharusnya melewati kurang atau lebih 12 mil ke bibir pantai dan ketika hendak ke bibir pantai kapal tersebut berputar arah karena ketahuan nelayan setempat,” sambungnya yang juga wakil ketua BEM Universitas Al-Azhar (2016-2017).
Disisi lain, Aspan Ansori Ketua Forum Diskusi Kota senada dengan Zulkifli bahwa peristiwa kapal Hong Kong ini adalah kebobrokan pemerintah dengan instansi terkait di Kabupaten Langkat.
“Konyol nampaknya melewati prosedur tanpa pengawalan terus ricuh dengan nelayan setempat dan tampak tidak ada polisi laut untuk menengahi masalah tersebut,” ungkapnya.
Tr : Muhammad Ryzki Alhaj
Sumber foto : Zulkifli