Teropongdaily, Medan- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) tengah mempelajari terkait adanya kemunculan virus baru yakni Langya. Lagi-lagi, virus Langya yang kabarnya lebih mengerikan dari Covid-19 datang dari Cina.
“Virus yang dari Cina, kita sedang pelajari karena baru keluar ya, dan belum masuk Variants Under Monitoring World Health Organization (WHO),” kata Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin saat ditemui usai peluncuran buku vaksinasi Covid-19 di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan karena belum masuk dalam daftar Variants Under Monitoring WHO artinya virus masih sangat dini. “Kan kalau masuk jadi Variants Under Monitoring, kemudian masuk Variants of Interest, dan kemudian baru Variants of Concern. Nah sekarang ini belum masuk Variants Under Monitoring, jadi masih sangat dini,” jelasnya.
Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, meminta semua pihak untuk tetap waspada karena data terkait virus Langya henipavirus (LayV) yang berasal dari Cina belum solid.
“Kehadiran atau timbulnya penyakit yang berasal dari hewan atau zoonosis ini, merupakan ancaman terhadap kesehatan global dan nasional,” kata Dicky dilansir ANTARA, Minggu (14/8/2022).
Dicky mengungkapkan, virus Langya pertama kali ditemukan di Cina, tepatnya di Kota Langya, Provinsi Shandong. Total dari kasus yang ditemukan di seluruh wilayah negara itu mencapai 35 kasus.
“Virus Langya sendiri masih ke dalam keluarga virus henipavirus dan diduga penularannya berasal dari tikus sebagai hewan pengerat,” katanya.
Dari belum solidnya data yang dikumpulkan itulah, dirinya meminta setiap pihak untuk tetap mewaspadai berbagai bentuk penularan karena virus dari hewan berpotensi menjadi wabah penyakit bagi manusia.
Dicky menyatakan, meski belum ditemukan keparahan berupa orang yang masuk Intensive Care Unit (ICU) atau kematian, namun dua per tiga atau 75% penyakit yang menginfeksi manusia disebabkan atau berasal dari hewan dan jelas merugikan manusia, karena bisa menular dari hewan ke manusia, menjadi manusia ke manusia.
“Indonesia sendiri memiliki yang mirip seperti Cina baik kondisi lingkungan ataupun dilihat dari perilaku masyarakat, kebijakan dan sistem kesehatannya karena masih berhubungan erat dengan sejumlah jenis hewan, sehingga negara berada pada posisi yang dapat dikatakan rawan,” paparnya.
Virus Langya dilaporkan pertama kali pada studi berjudul “A Zoonotic Henipavirus in Febrile Patients in China” yang dirilis pada Kamis (4/8/2022). Studi menuliskan henipavirus baru yang berhubungan dengan penyakit penyebab demam pada manusia yang teridentifikasi di Cina.
Virus bisa membuat hewan dan manusia terkena penyakit parah. Henipavirus diklasifikasikan sebagai virus biosafety Level 4 dengan tingkat kematian kasus antara 40-75%, menurut data dari WHO
Bahkan dilaporkan, Langya menyebabkan kematian pada tingkat yang lebih tinggi dari Covid-19. Belum ada vaksin atau pengobatan bagi pasien terkena henipavirus, satu-satunya adalah perawatan suportif untuk menyembuhkan gejala komplikasi.
Tr : Nurul Hafidza
Editor : Andini Rizky