Teropongonline, Medan-Unit Kegiatan Mahasiswa Gelanggang Seni Sastra Teater dan Film Universitas Padjadjaran (UKM GSSTF UNPAD) Bandung sukses mendapatkan perhatian penonton lewat teater berjudul “Pasung”, pada acara Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamasio) hari kedua dilaksanakan di Taman Budaya Sumatera Utara Jl. Perintis Kemerdekaan. Rabu, (20/11/19).
.
Dalam pementasan berjudul “Pasung” yang berdurasi dua jam tersebut, Renny Amelia Cahyani selaku Sutradara, aktor dan penulis naskah mengatakan alasannya tertarik menulis naskah cerita tersebut adalah keresahan dirinya sendiri karena masih banyak manusia yang kurang memanusiakan manusia dan banyak yang mendeskriminasi orang yang mengalami gangguan jiwa seperti di Jawa Barat.
.
“Berasal dari keresahan saya sendiri tentang salah satu isu sosial yang ada dimasyarakat saat ini, masih banyak antara manusia dengan manusia lainnya itu masih kurang rasa untuk memanusiakan manusia, bicara tentang orang dengan gangguan jiwa yang masih sering di diskriminasi seperti di Jawa Barat itu banyak fenomena seperti ini,”ujarnya.
.
Selain itu, persiapan pementasan ini sudah cukup matang karena telah dipersiapkan jauh sebelum festival ini di laksanakan, seperti melakukan riset buku, film dan berita serta ke Lembaga Sosial Masyarakat (LSM).
.
“Persiapan sebelum pementasan ini sudah cukup matang, kami sudah melakukan riset dari mulai membaca buku, nonton beberapa film, baca-baca berita dan ternyata untuk kasus pemasungan itu banyak banget. Kami juga riset ke LSM di Kota Cianjur yang membantu pemerintah merawat korban-korban pemasungan sampai mereka bisa di berdayakan dan masuk ke tengah-tengah masyarakat kembali,” tuturnya.
.
Sementara itu, Arlinda Lukmat salah satu peserta Festamasio berasal dari Universitas Hasanuddin Makasar yang memberikan apresiasi pada GSSTF. Ia mengatakan cukup tertarik melihat penampilan mereka dan hal tersebut cukup segar untuk teman – teman pecinta Realisme.
“Secara ide cerita menarik, kita ditampilkan suguhan yang cukup segar untuk teman-teman pecinta realisme. Penggambarannya saya rasa sampai ke penonton, bagaimana mereka menggambarkan adegan dalam suatu keluarga dan mengangkat tentang seorang perempuan juga orang tua tunggal yang mengurusi seorang anak yang memiliki gangguan jiwa. Itu yang menurut saya menarik, tentang seorang ibu dalam mengatasi stigma-stigma yang ada dimasyarakat sekitarnya,” katanya.
Tr: Anita , Riska dan Yowa
Editor: M. Lutfi Nasution