Teropongdaily, Medan-Sebagian besar dari kita mungkin pernah secara tiba-tiba merasa seperti terjatuh saat sedang tertidur misalnya ketika kita bermimpi jatuh dari ketinggian, tersandung, dan sebagainya. Biasanya hal tersebut membuat kita terbangun dengan kondisi kehilangan keseimbangan, terkejut, serta terjadi sentakan yang muncul secara mendadak. Gejala tersebut merupakan hypnic jerk atau myoclonus.
hypnic jerk atau myoclonus, merupakan suatu kondisi di mana tubuh kita mengalami kedutan atau kejang singkat secara tiba-tiba, saat sedang berada dalam fase awal tidur.
Selain itu, penderita hypnic jerk juga dapat mengalami gejala seperti mendengar suara letusan kecil atau melihat kilatan cahaya. Sentakan atau kejang tersebut terjadi dengan cepat, tidak beraturan, dan meliputi seluruh atau bagian tubuh tertentu. Sementara itu, hypnic jerk yang cukup parah dapat menimbulkan gangguan berjalan, bicara, makan, bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini sangat umum dialami oleh banyak orang. Sekitar 70 persen orang di dunia pernah mengalaminya.
Menurut pakar tidur dan penulis buku ‘The Power of When’ Michael Breus, Ph.D., rasa seolah-olah terjatuh itu disebabkan oleh sistem saraf kita yang sedang berubah menjadi mode tidur. Pada saat itu, tubuh kita sudah mulai rileks, detak jantung melambat, dan suhu tubuh pun menurun. Akan tetapi, tekanan otot di dalam tubuh kita berubah, sehingga bagian otot dapat bergeser. Hal inilah yang dapat memicu perasaan seolah-olah terjatuh atau kejang secara singkat.
Teori lain menyebutkan bahwa otak kita seringkali lebih dulu tertidur sebelum tubuh kita. Hal ini menyebabkan otak salah mengartikan otot-otot yang rileks sebagai tanda kita sedang terjatuh. Pada beberapa orang, serangan kejang sesaat itu membuat mereka sulit tidur. Ketika sulit tidur, otak kita justru semakin cepat tertidur, sehingga risiko mengalami sensasi seperti terjatuh ini menjadi semakin besar.
Kondisi atau fenomena dalam tubuh ini bisa disebabkan oleh banyak hal misalnya karena kita melakukan pekerjaan yang berat pada malam hari, stres, gelisah, atau akibat dari konsumsi kafein, nikotin, dan alkohol. Selain itu, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh gangguan medis tertentu seperti misalnya infeksi, gagal ginjal, gagal hati, keracunan, efek samping obat, gangguan metabolisme, gangguan autoimun, cedera tulang belakang atau kepala, sindrom kaki gelisah, gangguan penyimpanan lemak, dan beberapa gangguan sistem saraf.
Hypnic jerk yang tidak sering terjadi atau bukan disebabkan oleh kondisi medis serius, umumnya akan membaik sendiri tanpa pengobatan khusus. Jadi, kita tidak perlu terlalu khawatir jika pernah mengalami kondisi ini. Sebisa mungkin, kurangi hal-hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya hypnic jerk. Kita dapat mengurangi konsumsi kafein, mengatasi stres atau kegelisahan, dan usahakan untuk tidak melakukan pekerjaan berat pada malam hari.
Rasa gelisah dapat memperburuk kedutan pada otot. Oleh karena itu, asupan nutrisi dari zat besi, kalsium dan magnesium perlu dikonsumsi untuk meningkatkan kemampuan otak. Meningkatnya kemampuan otak dapat mengurangi risiko munculnya hypnic jerk. Kemudian ada baiknya untuk melakukan teknik-teknik pijat relaksasi pada tubuh. Cara ini dapat digunakan agar pikiran menjadi lebih tenang dan tubuh kita bisa tertidur dengan nyaman.
Sumber : KIR Clavis Aurea SMANSA Singaraja
Tr : Rafli Naufal
Sumber foto : diva.my