Teropongdaily Medan-Peringati tepat 18 tahun Tsunami Aceh, mahasiswa rantau Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) sampaikan tanggapannya atas duka yang dirasakan pada tahun 2004 silam. Senin, (26/12/2022).
Salah satu mahasiswi rantau asal Aceh, jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Cut Yuli Iradha menyampaikan meski sudah belasan tahun berlalu dan pembangunan sudah berkembang, rasa trauma yang diakibatkan tragedi tsunami 18 tahun silam masihlah terasa bagi beberapa masyarakat.
“Hal pertama dan yang paling sulit dilupakan adalah rasa trauma ya, kalau ada gempa sedikit langsung mikir, ini bakalan tsunami gak ya? Rasa sedih masih tersisa karena ada keluarga yang meninggal akibat kejadian itu. Kalau dilihat dari 2004-2022, udah 18 tahun. Pembangunan sudah bagus, jadi jauh kalau dibandingkan dengan 2004 lalu,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan untuk di tempatnya sendiri dampak tsunami tersebut tidak terlalu terasa. “Kalau di tempat saya, di Simeulue itukan pulau, jadi hanya terkena dampaknya, tidak menghancurkan semua seperti di Banda Aceh,” ucapnya.
Cut juga turut menyampaikan pesan-pesan untuk seluruh teman-temannya baik yang di Aceh maupun yang merantau keluar Aceh.
“Untuk teman-teman yang di Aceh, yang mungkin juga merasakan momen itu, jangan jadikan momen itu trauma yang berdampak buruk bagi kita. Tetap semangat, jangan menyerah,” harapnya.
Muhammad Al Amin, salah satu mahasiswa perantauan jurusan Teknik Elektro, saat diwawancarai via Whatsapp bersama Kru Teropong, ikut membagikan tanggapannya terkait kejadian tsunami 18 tahun silam.
“Memang peristiwa itu sendiri bukan permintaan kita, tetapi semenjak tsunami, banyak perbaikan-perbaikan dari segi fasilitasnya. Kalau untuk memeperingatkan hari tersebut mungkin tidak usah berlebih juga seperti acara dan sebagainya,” jelasnya.
Diakhir, ia menyampaikan semoga kejadian tersebut dapat mulai diterima dan tidak menganggapnya sebuah bala.
“Dengan peristiwa itu mudah-mudahan kita bisa lebih mendekat kepada Allah. Mungkin itu sebagai peringatan untuk kita supaya menjadi orang yang lebih baik lagi dan jangan berpikir itu sebuah bala untuk kita,” pungkasnya.
Tr : Choirun Anisah Sabilah & Nur Nilam Sary P.
Editor : Andini Rizky