Teropongdaily, Medan-Belakangan ini, semakin banyak kekacauan yang terjadi. Beberapa di antaranya seperti putusan MA kepada KPK untuk mengembalikan rumah mewah Rafael Alun, RUU penyiaran, maraknya kasus pembunuhan yang tak terselesaikan, semakin hilangnya fungsi partai politik, ketidakmampuan beberapa kepala instansi dalam menangani permasalahan yang terjadi, dan yang paling dekat dengan keseharian tentunya tidak terlepas dari krisis pangan, lapangan pekerjaan, dan pendidikan.
Dengan minimnya kemampuan instansi, pihak berwajib, serta kinerja para tokoh politik dan kementerian dalam menjadi problem solver pada permasalahan yang mengakar, menyebabkan hilangnya trust bahkan antusias hampir dari keseluruhan penduduk Indonesia saat ini, terutama generasi muda. Bingung, ini sangat membingungkan, semakin lama semakin terasa sulit dalam berpijak, apalagi jika ingin terbang tinggi mengepakkan sayap pribadi di negara sendiri.
Hal ini tentu menimbulkan ketidaknyamanan sebagai warga negara, bahkan sudah ada pembahasannya sejak 2023 lalu. Salah satu contohnya adalah, berdasarkan data yang dimiliki, antara tahun 2019-2022 terdapat sebanyak 3.912 WNI pindah kewarganegaraan menjadi WN Singapura, atau sekitar 1.000 orang pertahunnya.
Berpindah status kewarganegaraan dikarenakan ingin mencari dan meningkatkan taraf hidup keluarganya agar bisa lebih baik lagi, namun bukannya menyelesaikan dan memperbaiki sistemnya, pemerintah justru malah membuat aturan baru yang cukup mengejutkan, seperti Global Talent Visa. GTV merupakan salah satu klasifikasi dari Golden Visa yang diberikan kepada warga negara asing (WNA) dengan keahlian atau keterampilan yang mumpuni di bidangnya untuk berkontribusi terhadap perekonomian dan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong kemajuan negara dalam aspek ekonomi dan teknologi melalui SDM (sumber daya manusia) berkualitas dari mancanegara. Hal ini tentu semakin mengecam posisi warga negara Indonesia yang sudah terpuruk menjadi semakin terpuruk.
Tr: Winanda Salsabilla
Editor: Muhammad Fatwa Ramadan
Sumber Foto: radioidola.com