Teropongdaily, Medan-Forum Komunikasi Mahasiswa UMSU (FOKUM) menggelar diskusi bertema ‘Kemana Perginya Kritisme Mahasiswa?’ di Lapangan Basket UMSU. Acara ini dirancang sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mendiskusikan kebebasan berekspresi dan pentingnya kritisme di kampus.
Diskusi ini dihadiri mahasiswa dari berbagai universitas, seperti Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Prima Indonesia (UNPRI), dan Universitas Medan Area (UMA). Kehadiran mahasiswa dari berbagai kampus ini menciptakan diskusi yang lebih beragam dalam melihat permasalahan kritisme.
Salah satu pembicara utama, M. Rangga Syaputra mahasiswa semester IX Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UMSU, menyoroti urgensi mengembangkan nilai-nilai kritis dalam keseharian mahasiswa.
“Kegiatan ini salah satunya untuk mengedepankan nilai-nilai kritis di kalangan mahasiswa,” ungkap Rangga kepada Teropong, Senin (11/11/2024).
Rangga menyatakan bahwa forum diskusi adalah cara agar mahasiswa tidak sekadar kuliah dan pulang, namun juga memperkaya pandangan di luar perkuliahan.
“Mahasiswa tidak seharusnya hanya kuliah dan pulang, tetapi terlibat dalam kajian-kajian yang memperkaya wawasan mereka,” tambahnya.
Dalam diskusi ini, Rangga juga menjelaskan bahwa kebebasan berekspresi di kampus sebenarnya tidak terhalang. Menurutnya, mahasiswa perlu mengambil inisiatif lebih dalam melibatkan diri pada kajian-kajian teoritis.
“Tidak ada spekulasi terkait kampus yang menghambat kritisme, tapi yang penting adalah kesadaran dan minat mahasiswa sendiri,” jelasnya.
Menurut Rangga, diskusi ini bertujuan mendorong mahasiswa agar berani menyampaikan pendapat dengan lebih terbuka.
“Kami berharap adanya forum diskusi ini dapat menjadi wadah yang lebih intensif bagi mahasiswa untuk berbicara,” jelasnya.
Rangga juga menyoroti bagaimana aturan kampus kadang-kadang menjadi penghalang dalam komunikasi antar mahasiswa dan dosen.
“Hari ini kita melihat bagaimana mahasiswa kadang tidak berdiskusi dengan dosen, maka forum seperti ini sangat penting untuk mendorong interaksi itu,” ujarnya.
Rangga berharap mahasiswa bisa lebih peduli terhadap lingkungan sosial mereka dan dapat membentuk generasi yang peka akan isu-isu di sekitarnya.
“Esensi pendidikan itu tidak hanya sebatas kuliah, tetapi memahami konteks sosial di sekitar kita,” tutupnya.
Tr : Ahmad Zacky, Satriani Eka
Editor : Feby Indrani