Teropongdaily, Medan-Tahun 2025 menandai semakin masifnya konsumsi makanan ultra-proses di kalangan masyarakat urban Indonesia. Mulai dari camilan kemasan, minuman instan, hingga makanan cepat saji, semuanya kini semakin mudah diakses melalui layanan digital. Namun, tren ini membawa dampak serius terhadap kesehatan masyarakat.
Percepatan urbanisasi telah mengubah gaya hidup masyarakat menjadi serba cepat dan praktis. Di tengah kesibukan dan keterbatasan waktu, makanan ultra-proses menjadi pilihan utama karena kemudahan dan kepraktisannya, terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan perkotaan. Selain itu, keterbatasan ruang memasak di permukiman padat serta promosi agresif dari industri makanan turut memperkuat ketergantungan terhadap produk ini.
Dilansir dari Kompas.com, hasil survei Kementerian Kesehatan pada awal 2025 menunjukkan bahwa 38% anak-anak usia sekolah di kota-kota besar mengalami kelebihan berat badan. Kondisi ini sebagian besar disebabkan oleh pola makan tinggi gula dan lemak trans dari konsumsi makanan ultra-proses.
Kebiasaan mengonsumsi makanan ultra-proses secara berlebihan menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral. Kandungan tinggi gula, garam, dan lemak dalam jenis makanan ini juga meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan obesitas. Anak-anak dan remaja menjadi kelompok paling rentan karena kerap menjadikan makanan instan sebagai pilihan utama, terutama saat beraktivitas di luar rumah.
Sebagai respons atas kondisi tersebut, pemerintah memperkuat kampanye āIsi Piringkuā dan mendorong sekolah untuk menyediakan makanan sehat berbasis pangan lokal. Selain itu, pelabelan kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) diwajibkan tampil lebih jelas pada semua produk makanan kemasan guna meningkatkan kesadaran konsumen.
Kini, saatnya masyarakat urban menyadari bahwa pilihan makanan sehari-hari bukan sekadar soal kenyamanan, melainkan investasi jangka panjang bagi kesehatan dan kualitas hidup. Perubahan pola konsumsi menuju makanan segar dan bergizi perlu menjadi gerakan kolektif demi menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Dengan meningkatnya kesadaran terhadap pentingnya gizi seimbang, diharapkan perubahan gaya hidup ini tidak hanya menjadi tren sesaat, tetapi bagian dari komitmen jangka panjang menuju masyarakat yang sehat secara menyeluruh.
Tr: Dina Yolanda
Sumber Foto: Pinterest






















