Teropongdaily, Medan-Guncangan ekonomi global yang berkepanjangan membawa ancaman serius bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Ketidakstabilan harga komoditas, pelemahan mata uang, hingga potensi resesi, menuntut kebijakan yang lebih adaptif dan berkelanjutan sehingga situasi ini,Ā bisa menjadi Solusi yang layak dipertimbangkan.
Dilansir dari Republika, Ekonomi makro Islam mengedepankan konsep keadilan sosial, stabilitas moneter dan Pembangunan sektor riil. Alih-alih mengandalkan mekanisme hutang berbunga dan spekulasi pasar, sistem ini mendorong penggunaan instrumen
keuangan berbasis aset nyata seperti sukuk dan akad musyarakah sehingga menciptakan hubungan langsung antara sektor keuangan dan kegiatan ekonomi produktif.
Di sisi fiskal, Islam menganjurkan pemerintah untuk mengoptimalkan sumber pendapatan yang adil, seperti zakat dan pajak berbasis keadilan ( al-dharibah) serta
depan menghindari ketimpangan distribusi kekayaan. Kebijakan ini tidak hanya menjaga daya beli masyarakat tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi dalam jangka panjang.
Bukan hanya soal agama tapi bagaimana soal ekonomi Indonesia bisa lebih adil, kuat dan berdaulat ditengah ketidakpastian dunia. Indonesia, dengan mayoritas penduduk muslim dan pasar syariah yang terus tumbuh, memiliki modal sosial dan budaya untuk menjadikan ekonomi syariah sebagai pilar utama kebijakan makro masa depan.
Penerapan prinsip-prinsip ini tingkat makro tentu membutuhkan keseriusan, bukan sekedar pendekatan sektoral. Saat ini, Indonesia sudah mengembangkan sektor
syariah keuangan syariah, namun masih perlu dorongan besar agar pendekatan syariah bisa menjadi bagian dari desain besar makroekonomi nasional.
Dengan memadukan nilai stabilitas, inklusi dan keadilan dari ekonomi Islam. Bukan lagi saatnya bergantunng padaĀ instrument keuangan berbasis utang, tapi membangun ekonomi produktif dengan instrument syariah.
Tr: Dina Yolanda
Sumber Foto : Pinterest