Teropongdaily, Medan-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) bersama Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (RI) dan Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) adakan Kuliah Umum Bela Negara di Gedung Auditorium UMSU. Selasa, (01/10/2022).
Adapun kegiatan ini dihadiri oleh Brigadir Jendral (Brigjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI), Ketut Gede Wetan Pastia, S.E, Rektor UMSU, Rektor Universitas Prima Indonesia (UNPRI), serta perwakilan Rektor Universitas Pembangunan Pancabudi (UNPAB).
Kegiatan ini mengusung tema “Pembekalan dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka MBKM Bela Negara Bagi Mahasiswa untuk Mewujudkan Kader Bela Negara yang Memiliki Jiwa Nasionalisme dan Patriotisme yang Tinggi”.
Brigjen TNI Ketut Gede Wetan Pastia, S.E memaparkan materinya Kuliah Umumnya mengenai dampak adanya globalisasi terhadap generasi sekarang yang tidak lagi mempengaruhi gaya hidup, namun juga nilai-nilai bangsa.
“Globalisasi adalah keniscayaan mengubah global life style kehidupan kita yang tidak dapat dibentuk oleh siapapun. Globalisasi yang sangat berpengaruh pada kehidupan sekarang ini, yang sangat berdampak pada nilai-nilai bangsa kita yang memang mempunyai ciri khas dari bangsa negara kita yang terdiri dari sabang sampai merauke. Seluruh warga negara Indonesia adalah seluruh rakyat yang menduduki yang lahir yang mempertahankan bangsa Indonesia,” sampainya.
Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) ikut menyampaikan, bahwa 65% penduduk Indonesia adalah penduduk yang bersiap menjadi Indonesia emas.
“Indonesia ini sudah diperhitungkan banyak bangsa di dunia ini, Indonesia itu berjaya, it’s just only about time to 15 years to go. Kalian lah yang disebut golden generation itu. Kelompok-kelompok yang dianggap sebagai usia emas. 65% penduduk Indonesia adalah penduduk yang bersiap menjadi Indonesia emas,” sampainya.
Ia juga menyampaikan bahwa apa yang dihadapi semua tergantung pada generasi sekarang, dimana peran perguruan tinggi saat ini ialah sebagai sebuah kawah saja.
“Puncaknya itu pada kalian, persoalannya adalah apakah ini apa yang disebut dengan berkah atau jadi musibah. Itu yang jadi pemikiran bersama terutama di perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai kawah untuk menyiapkan sosok yang punya kapasitas dan talenta tidak hanya punya wawasan satu sudut pandang saja,” pungkasnya.
Tr : Oziva Achtar Camely & Mutiara Malsha
Editor : Choirun Anisah Sabilah