Tepat pada malam penganugerahan adalah malam terakhir pertunjukan seni yang diadakan di Kota Medan, dimana Teater Sisi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Tesis UMSU) merupakan tuan rumah Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamasio ke-9). Kegiatan berlangsung di Taman Budaya Jl. Perintis Kemerdekaan. Sabtu, (23/11/19).
Selaku Ketua Teater Sisi UMSU, Dina Safira mengatakan malam penganugerahan ini merupakan hari terakhir Festamasio ke-9 yang diikuti 167 peserta dari puluhan teater. “Untuk peserta ada 167 orang dari 12 teater kampus se nusantara,” katanya.
Adapun maskot Festamasio ke-9 ini adalah cicak yang melambangkan bahwa Sumatera Utara memiliki beragam suku, diantara suku terdapat makna yang luar biasa.
“Makna dari maskot Festamasio sendiri bahwasannya Sumatera Utara memiliki keunikan serta keberagaman suku adat, dan memiliki makna yang luar biasa di setiap suku adat itu sendiri,” jelasnya.
Selain itu, malam penganugerahan ini terdapat 11 kategori nominasi yang dibacakan diantaranya tiga teater penyaji terbaik. “Penyaji terbaik di dapat oleh GSSTF UNPAD, teater Yupa UNMUL dan teater GBB UNTIRTA,” lanjutnya
Ia juga mengatakan Festamasio yang diadakan selama dua tahun sekali ini, untuk selanjutnya akan menjadi tuan rumah adalah Teater Kafe Ide.
“Hasil rembuk pada Jumat (22/11), Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten siap menjadi tuan rumah Festamasio ke-10 yang akan dilaksanakan dua tahun kedepan,” tambahnya.
Ia berharap dengan terlaksananya Festamasio ini dengan tema “Teater Multikultural Sinergi dan Berbudaya” semoga masyarakat Kota Medan cinta akan ragam budaya Indonesia.
“Harapannya terlaksananya Festamasio ke-9 ini dengan mengangkat tema “Teater Multikultural Sinergi dan Berbudaya” masyarakat mau berkontribusi dalam meningkatkan eksistensi budaya lokal tentunya budaya Indonesia dibidang seni teater,” harapnya.
Disisi lain, Qoyi salah seorang dari 15 anggota Teater Syahid UIN Jakarta yang mengikuti Festamasio mengatakan selama sepekan mengikuti acara hal yang paling menarik menurutnya budaya suku Batak.
“Hal yang teringat dari Kota Medan itu logat bahasa masyarakatnya yang tinggi karena mungkin orang Batak ya terlebih konsep budaya kali ini bagus sebab berbau seni,” tuturnya.
Reporter : Muhammad Ryzki Alhaj