Stres adalah respons alami tubuh atas kejadian atau situasi yang terjadi di di hidup kita. Tubuh kita akan bereaksi dengan mengeluarkan hormon-hormon tertentu. Tujuannya adalah untuk menghindari atau menghadapi kemungkinan bahaya yang muncul. Mekanisme ini disebut dengan “fight or flight”.
Tak semua stres berdampak negatif. Ada juga stres positif, psikolog menyebutnya eustress. Istilah eustress meminjam awalan “eu” yang bermakna ‘baik’ dalam bahasa Yunani.
Jika Anda menerima rasa stress dengan perasaan berat hati, rasa takut, rasa ingin kabur, maka kemungkinan Anda mengalami distress. Hal paling bijak yang dapat Anda lakukan adalah menghadapi masalah langsung ke intinya atau “kabur” dan mencari hal yang dapat menjauhkan Anda dari sumber stres.
Tapi, jika Anda menerimanya tanpa rasa takut, dan Anda malah menjadi termotivasi, merasa hidup Anda penuh dengan tantangan yang harus Anda selesaikan seperti bermain video game, itulah eustress.
Kelly McGonigal dalam bukunya The Upside of Stress menyatakan bahwa persepsi positif terhadap suatu masalah melahirkan stres yang baik
Eustres lahir dari persepsi positif terhadap suatu masalah. Respons emosional yang muncul berimbas baik, yang kemudian memacu performa kerja, resiliensi, dan daya tahan terhadap tekanan hidup.
Eustress adalah tipe stres menguntungkan yang biasanya disebabkan oleh peristiwa hidup mencemaskan. Misal, berbicara di depan umum, berkejaran dengan deadline, menikah, sampai berbicara dengan seseorang yang Anda suka.
Menurut psikolog Dr. Kara Fasone, orang merasakan eustress ketika menantang diri sendiri tanpa menghabiskan seluruh daya. Eustress memperkuat seseorang untuk berkembang dalam tiga aspek.
Secara emosional eustress bisa membuat perasaan positif seperti kepuasan, inspirasi, motivasi. Dari sisi psikologis, eustress membantu memperkuat keyakinan, dan secara fisik memperkuat ketahanan tubuh.
Sumber : Nationalgeographic.com
Tr : Clara Wirianda