Teropongdaily, Medan-Siapa saja bisa mengalami burnout atau capek mental. Namun, kondisi ini lebih banyak terjadi pada orang yang sering memaksa diri untuk terus bekerja, kurang mendapatkan apresiasi pekerjaan dari atasan, memiliki beban kerja yang berat atau memiliki pekerjaan yang monoton.
Burnout dipicu oleh stres berat di tempat kerja yang tidak teratasi sehingga membuat penderitanya kehilangan semangat bekerja, bahkan kehilangan minat untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Burnout merupakan sindrom psikologis yang disebabkan adanya rasa kelelahan yang luar biasa, baik secara fisik, mental maupun emosional.
Cara Mengatasi Burnout
Burnout yang tidak teratasi dengan baik dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, jika gejala atau ciri-ciri burnout muncul, anda disarankan untuk mengatasinya dengan langkah-langkah berikut ini :
- Buat Prioritas
Buatlah prioritas pekerjaan dari yang penting ke yang kurang penting. Dengan begitu, anda tahu mana yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, sehingga energi yang terkuras tidak terlalu banyak.
- Bicarakan Dengan Atasan
Komunikasikan dengan atasan mengenai kerisauan yang anda rasakan. Saat anda diberikan pekerjaan yang terlalu banyak, ungkapkan bahwa pekerjaan tersebut membuat anda terbebani dan membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya.
Jika atasan anda yang menjadi pemicu burnout di tempat kerja, coba ajak bicara bagian departemen Sumber Daya Manusia (SDM) atau Human Resource Development (HRD) mengenai hal tersebut. Mereka mungkin akan mencarikan solusi yang tepat, misalnya memindahkan anda ke tim yang lain.
- Kurangi Ekspektasi dan Berikan Apresiasi Terhadap Diri Sendiri
Atur pola pikir dan bersikaplah realistis, sehingga anda dapat menurunkan ekspektasi terhadap pekerjaan yang tengah dikerjakan. Dengan begitu, kecemasan dan stres di tempat kerja dapat berkurang. Selain itu, jangan lupa untuk memberi apresiasi terhadap diri sendiri terhadap prestasi yang pernah dicapai.
- Ceritakan Kepada Orang yang Dapat Dipercaya
Coba ceritakan apa yang anda rasakan kepada orang-orang terdekat yang dapat anda percaya. Meski tidak selalu mendapatkan solusi, cara ini dapat membantu melepaskan emosi negatif dan mengurangi stres pekerjaan.
- Jaga Keseimbangan Hidup
Jaga keseimbangan hidup dengan baik. Anda juga perlu untuk bersantai dan melupakan pekerjaan sejenak dengan pergi bersama teman atau melakukan hal yang disukai seusai jam kerja berakhir. Ini dapat membuat pikiran kembali jernih dan anda siap untuk bekerja kembali keesokan harinya. Jika memungkinkan, ambil cuti dan pergilah berlibur, karena ini juga dapat membuat pikiran anda kembali jernih, semangat dan termotivasi kembali.
- Ubah Gaya Hidup
Terapkan gaya hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga dan tidur yang cukup. Hal-hal ini dapat mendukung tubuh yang sehat dan pikiran yang lebih mudah fokus, sehingga menurunkan risiko terjadinya burnout.
Selain itu, anda juga bisa mengasah kecerdasan emosional maupun menerapkan slow living maupun mencoba mencari hobi baru atau melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk mengatasi burnout. Burnout dalam pekerjaan tidak hanya berpengaruh pada hasil kerja anda, tapi juga dapat meregangkan hubungan dengan orang-orang di sekitar anda dan menurunkan kesehatan anda.
Tr : Annisa Khairiyah
Editor : Restu Adiningsih
Sumber : alodokter.com