Teropongdaily, Medan-Ditengah ramainya perbincangan perihal adanya ajang pertarungan antara Mark Zuckerberg dan Elon Musk. Meta, perusahaan yang didirikan oleh Mark kembali meluncurkan aplikasi bernama threads yang dinilai serupa dengan twitter. Hal ini semakin menambah persaingan panas diantara keduanya.
Threads merupakan aplikasi ciptaan instagram yang fungsinya nyaris serupa dengan twitter. Kita tak harus mendaftar lagi untuk menggunakan aplikasi ini, sebab dengan menggunakan akun instagram, kita sudah dapat mengaksesnya. Kini masyarakat disuruh memilih mana yang lebih seru. Apakah threads si pendatang baru, atau setia dengan twitter yang sudah ada lebih dulu?
Threads bisa ramai diperbincangkan tidak lain dan tidak bukan dikarenakan psikologi mayoritas pengguna media sosial saat ini, yaitu: FOMO (Fear of Missing Out). FOMO merupakan perasaan cemas yang timbul karena sesuatu yang menarik dan menyenangkan sedang terjadi, sering disebabkan karena unggahan di media sosial.
FOMO didefinisikan sebagai rasa takut karena tertinggal atau tidak mengetahui peristiwa, informasi, atau pengalaman dan orang lain mendapat pengalaman berharga dari sesuatu tersebut. Ditandai adanya keinginan untuk terus terhubung dengan apa yang dilakukan oleh orang lain. FOMO juga terkait dengan rasa takut akan kehilangan kesempatan untuk mengambil peran dalam suatu peristiwa yang bisa meningkatkan popularitas.
Hal tersebut semakin kami perjelas dengan meminta pendapat dari beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang menggunakan aplikasi threads tersebut. Nur Aulia Putri Maha, mahasiswi Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMSU, memberikan pendapatnya terkait perbedaan saat bermain twitter dan setelah bermain threads.
“Perbedaan yang aku rasa setelah main threads ditengah berbagai kekurangan yang ada di twitter setelah diambil alih oleh Elon Musk, aku rasa threads ini sama seperti twitter, tapi ekosistem dan fiturnya tetep aja belum semaju twitter,” ucapnya.
Lebih lanjut, Aulia mengungkapkan untuk saat ini dia masih lebih sering bermain twitter dari pada threads karena masih kurangnya fitur-fitur tertentu di dalam aplikasi threads.
“Untuk sekarang karena aku sudah lebih dulu bermain di twitter jadi aku masih lebih suka main disana. Karena, threads juga baru rilis jadi dari segi fiturnya, threads masih perlu banyak peningkatan. Mungkin buat yang udah main threads bisa ngerasain beberapa kendala yang buat kurang nyaman juga,” ujarnya.
Begitu juga dengan Lihwa Nabila, mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UMSU tersebut juga berpendapat bahwa ada perbedaan antara twitter dan threads.
“Perbedaannya dari segi fitur di dalamnya, kirain bakal ada sedikit campuran ask fm juga, tapi ternyata nggak ada, fitur tersebut untuk kita nanya-nanya di halaman seseorang yang ingin kita tanyakan seperti ask fm,” ucapnya.
Terakhir, Nabila menyampaikan dia lebih senang bermain twitter karena banyaknya informasi dari base-base tertentu.
“Saya masih senang di twitter sih, karena lebih banyak info dari base-base yang saya sukai dan nggak harus info tentang pengetahuan atau berita terkini saja sih, tapi tentang hal yang saya sukai juga, seperti tentang anime dan K-pop, kalau threads isinya kebanyakan status seperti facebook,” kata Nabila.
Terlepas dari fungsinya yang hampir serupa dengan pendahulunya, threads sukses menarik perhatian seluruh pengguna media sosial. Ini membuktikan bahwa inovasi tidak akan pernah berhenti bahkan sekelas perusahaan raksasa seperti Meta harus mengambil langkah yang berani untuk melawan dominasi media sosial berbasis teks seperti twitter yang sudah lebih dulu hadir. Persaingan antara Mark Zuckerberg dan Elon Musk selaku dua tokoh ‘Disruptor’ teknologi terbesar saat ini memang patut kita ikuti.
Tr : Andini Rizky
Editor : Khofifah Aderti Mutiara