Teropongdaily, Medan- Dilansir dari laman Japan Junky, bukti bahwa tidur di lantai bagi masyarakat Jepang berasal dari abad ke-10, ketika tikar rami diletakkan di atas lantai yang keras untuk tujuan tidur.
Pada abad pertengahan mulai ada pengenalan selimut yang ditempatkan di atas tubuh saat tidur di tikar rami demi mempertahankan kehangatan.
Meskipun material telah berkembang pesat sejak zaman ini, sejarah membentuk kebudayaan yang bisa dilihat di Jepang hingga saat ini.
Umumnya, permukaan tempat tidur orang Jepang disebut tatami, yang terbuat dari jerami padi.
Tekstur tatami mirip seperti matras yoga yang sangat tipis. Beberapa rumah memiliki tikar tatami portabel yang dilipat pada siang hari, yang lain telah memasang lantai tatami permanen di kamar tidur.
Ada sejumlah alasan praktis untuk tidur di lantai di Jepang. Salah satu alasannya adalah ruang. Tidur di lantai berarti ruangan bisa digunakan untuk berbagai keperluan di siang hari.
Kembali ke soal keamanan, bukan rahasia lagi kalau Jepang memang rawan gempa. Jika terjadi gempa bumi, rangka tempat tidur yang besar dan berat dapat menyebabkan cedera pada orang di dalam ruangan, atau menghalangi jalan keluar dari evakuasi.
Sumber gambar: KOMPAS.com
Tr : Neni Inovia