“Lelah,”
kata sederhana yang menampung ribuan kisah.
Tentang langkah yang tetap berjalan,
meski hati perlahan patah di pertengahan.
Pernah ada tawa yang penuh cahaya,
kini tinggal gema di ruang yang sama.
Dulu kita berjumlah utuh,
kini berkurang satu tapi sunyi pun tak pernah tumbuh.
Tak selalu lengkap di setiap senja,
namun pernah saling menguatkan dengan sederhana.
Sayang pernah datang,
kecewa pun pernah bertandang.
Kita lelah, tapi tetap melangkah.
Kita retak, tapi tak menyerah.
Kadang ingin berhenti sejenak,
tapi dunia tak memberi ruang untuk jeda yang layak.
Mereka yang tersisa,
ternyata jauh lebih tegar dari yang kuduga.
Aku bangga,
meski langkahku ingin menjauh untuk kesekian kalinya.
Dan bila kau bertanya,
tentang siapa kisah ini berbicara,
aku hanya akan tersenyum.
Karena ini bukan tentang mereka
ini tentang lelah,
yang akhirnya memilih diam dalam pasrah.
Tr: Adelia Isnaini