Teropongdaily, Medan-Kita sama-sama tau, kalau fungsi dari sosial media itu banyak banget. Sosial media layaknya seperti pisau yang bisa kita gunakan untuk kebaikan atau sebaliknya mendatangkan keburukan atau mudarat.
Buat kita-kita para mahasiswa, kita bisa belajar banyak melalui platform ini, bisa jadi informasi beasiswa, sarana untuk diskusi bareng dan lainnya. Kalau buat pejabat juga banyak banget manfaatnya, sosial media efektif banget bagi pejabat untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat yang mereka pimpin. Bisa juga memberikan informasi kepada publik, misalnya membagikan program kerjanya, sehingga bisa membuat pejabat untuk lebih transparan dan terbuka terhadap masyarakat.
Ngomongin sosmed, udah pada tau belum kalo pejabat-pejabat sering banget memamerkan kekayaan mereka di situ? Ya, mereka suka banget tuh nunjukin mobil mewah, rumah gede, bahkan pamerin nota pembelian mobil terbaru dan segala macamnya.
Tapi apa sih sebenernya manfaatnya? Kita harusnya meningkatkan kesadaran pejabat buat memikirkan dampak tindakan mereka dan lebih peduli sama rakyat. Padahal mereka bisa menggunakan sosmed sebagai wadah untuk menggali masukan, saran dan aspirasi masyarakat secara langsung. Dengan mendengarkan dan merespon kebutuhan masyarakat melalui platform sosial media, pesan bisa diterima dengan mudah oleh mereka dan Ini merupakan potensi besar untuk menjembatani komunikasi antara pejabat dan masyarakat.
Namun, fenomena yang terjadi di Pemerintahan belakangan ini, menunjukkan adanya kecenderungan para pejabat untuk memamerkan harta kekayaan mereka melalui unggahan di media sosial. Sebagai mahasiswa, saya berpendapat bahwa para pejabat seharusnya lebih memperhatikan dampak dari tindakan mereka dan mengaktifkan rasa empati terhadap masyarakat yang mereka pimpin.
Oke, Meskipun pandemi covid-19 perlahan berakhir di bumi pertiwi ini, kita harus sadar bahwa perjuangan dan tantangan yang dihadapi oleh banyak saudara kita diluar sana belum berakhir. Pandemi ini telah meninggalkan dampak yang signifikan terhadap kondisi ekonomi masyarakat di seluruh dunia. Kita bisa melihat disekeliling kita, coba deh untuk lebih peka dan lebih berempati ke lingkungan sekitar. Ada Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, bisnis gulung tikar dan sumber penghasilan mereka terhenti. Oleh karena itu, kita perlu memahami dan peduli terhadap saudara-saudara kita yang sedang berjuang untuk bangkit dan memulihkan kondisi ekonomi mereka.
Selain itu, memamerkan harta kekayaan di media sosial juga bisa menimbulkan masalah integritas dan etika. Seorang pejabat seharusnya menjadi contoh teladan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan memperlihatkan gaya hidup mewah, pejabat dapat menimbulkan dugaan korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, Kita dihebohkan dengan kasus anak Rafael Alun, yaitu Mario Dandy Satriyo, yang membully si Cristalino David Ozora Latumahina.
Gak cuma itu, kabarnya Rafael juga punya harta yang gak masuk akal yang nilainya bisa sampai ratusan miliar! Gimana tuh bisa punya harta segitu banyak? Usut punya usut, setelah dilakukan perkembangan dan penyelidikan lebih lanjut, akhirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan mantan pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo sebagai tersangka kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Balik lagi ke pembahasan kita di awal, dalam era sosial media yang semakin maju ini, kita memiliki peran penting sebagai generasi muda untuk menyuarakan aspirasi dan mengawasi tindakan para pejabat. Jadi, ayo kita jaga integritas dan angkat bendera nilai-nilai kepemimpinan yang bener-bener asli. Pilih pemimpin yang emang peduli sama rakyat dan siap kerja keras. Kita ini generasi yang punya power dan dengan kesadaran kita, kita bisa bangun masa depan yang lebih baik lagi kedepannya!
Tr : Ananda Prasetya
Editor : Khofifah Aderti Mutiara