Sejak mula, jalan ini terasa terlalu terjal,
batu-batu waktu menertawakan langkahku,
dan matahari sering sembunyi di balik awan,
seolah berkata, “kau takkan sampai.”
Aku berjalan dengan napas yang terengah,
menyulam hari dengan kerja dan doa,
membawa mimpi di punggung yang letih,
namun tetap kutahan agar tidak jatuh.
Kini, di kejauhan, cahaya mulai tampak,
seperti ujung senja yang membuka pintu pagi.
Aku tak lagi takut pada luka di telapak kaki,
karena setiap perih adalah saksi
bahwa aku pernah bertahan.
Hampir selesai…
bukan akhir, tapi permulaan baru,
tempat mimpi yang kupeluk sejak tahap pertama
akan menjelma sayap,
dan mengajarkanku terbang lebih tinggi.
Dan semoga aku tetap konsisten menapaki jalan ini,
tak menyerah meski langkah ke depan kian rumit,
karena aku percaya
setiap badai hanya singgah,
sementara tekad akan selalu tinggal.
Tr: Novita Sari
Sumber Foto: Pinterest