Ku peluk erat daksa ini,
Melawan rasa sakit yang tiada henti.
Cinta yang khalis kau khianati,
Dengan aku yang enggan pergi.
Daksamu padanya,
Atmamu padaku.
Mengapa? Aku tak bisa memiliki keduanya.
Sebuah diksi yang tercipta,
Menjelaskan bumantara yang menghitam.
Aku seorang kenya yang terus berharap.
Bahwa masih ada hati yang terucap.
Aku berasa berada di penjara,
Mengurung diri tanpa tahu harus kemana.
Sunyi tanpa suara,
Dekap aku bila kau suka.
Tr : Muthi’ Nur Hanifah
Sumber Foto : Istock