Teropongdaily, Medan-Bumi adalah rumah bersama, tempat kita hidup dan mahluk hidup lainnya. Bumi telah memberi kita segala keindahan dan sumber daya yang kita butuhkan. Namun sayang, saat ini bumi sedang tidak baik-baik saja. Bumi tempat yang kita huni kini menghadapi tantangan besar yang dikenal sebagai perubahan iklim.
Belakangan, kita semakin merasakan dampak dari pemanasan global. Bahkan di Kota Medan, beberapa minggu terakhir, kita dapat melihat perubahan suhu yang signifikan disekitar kita. Kita sering mengeluh dan menyalahkan pemerintah atau negara-negara di dunia sebagai penyebab perubahan iklim ini. Namun, kita jarang sekali melakukan introspeksi terhadap kontribusi kita dalam perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dari semua orang, terutama kita sebagai mahasiswa juga memiliki peran dalam membantu meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim dan dampaknya pada lingkungan.
Pemanasan global merupakan masalah yang mendesak dan kompleks yang mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Perubahan suhu yang ekstrem, cuaca yang tidak stabil dan dampak lingkungan lainnya semakin jelas dirasakan. Kita harus menyadari bahwa tanggung jawab untuk mengatasi perubahan iklim ini bukan hanya menjadi beban pemerintah atau negara, tetapi juga menjadi tanggung jawab kita sebagai individu.
Sebagai mahasiswa, kita memiliki peran penting dalam menanggulangi pemanasan global. Pertama-tama, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan dampak yang ditimbulkan oleh gaya hidup kita sehari-hari. Kebiasaan sekecil apapun, seperti penggunaan energi listrik yang berlebihan atau pembuangan sampah yang tidak benar, dapat berkontribusi pada emisi gas rumah kaca yang bertanggung jawab atas pemanasan global. Dengan memperhatikan kebiasaan dan mengambil langkah-langkah sederhana, seperti menghemat energi dan memilah sampah, kita bisa menjadi bagian dari solusi.
Mengutip dari National Geographic, Bumi diperkirakan berusia 4,54 miliar tahun, itu pun berdasarkan perkiraan para ilmuwan yang menghitung berdasarkan temuan batu tertua. Jadi bisa saja lebih tua dari angka tersebut. Kekhawatiran akan masa depan umat manusia juga disuarakan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebuah badan anggota Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) yang bertanggung jawab melakukan penilaian dan penelitian tentang perubahan iklim.
Selain itu, sebagai mahasiswa kita juga memiliki kesempatan untuk memperluas pengetahuan kita tentang isu lingkungan dan perubahan iklim. Kita bisa mengambil mata kuliah atau mengikuti seminar yang berkaitan dengan masalah ini. Dengan memahami akar penyebab pemanasan global dan mencari solusi yang inovatif, kita bisa menjadi generasi yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam menyelesaikan masalah ini.
Berbekal pengetahuan yang kita miliki, mari bersama-sama membangun kesadaran di tengah-tengah masyarakat. Mulai dari mengkampanyekan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, menjaga sumber daya yang ada dengan menghemat energi, menanam pohon dan kebiasaan-kebiasaan baik lainnya.
Tidak kalah pentingnya, kita juga dapat menggunakan sosial media yang kita miliki untuk menyebarkan kesadaran tentang pemanasan global.
Inilah langkah kecil yang bisa kita lakukan saat ini. Sebab semua bermula dari langkah kecil. Namun jika hal tersebut terus kita tekuni, langkah yang kecil tadi akan memberi dampak besar dikemudian hari.
Tr : Ananda Prasetya
Editor : Khofifah Aderti Mutiara