Di bawah langit ceramah suara lantang menyeru,
Menembus kerumunan menusuk satu yang bisu.
Pedagang kecil penjual es di pinggir jalan
Penyambung napasnya diguncang ejekan.
Segelas es bukan sekadar dagangan,
Tapi harapan, perjuangan, demi kehidupan.
Namun, kata-kata tajam meluncur tak terkendali
Menggores hati, mematahkan mimpi.
Ketawa bergema tapi dia tak tertawa,
Hanya menunduk menahan luka di dada.
Adakah salah mencari rezeki sederhana?
Dalam balutan hina, ia tetap percaya.
Namun, maaf datang terlambat terbungkus penyesalan.
Kebenaran muncul dari kekhilafan,
Pedagang itu tetap berdiri tegak,
Mengajarkan sabar yang tak retak.
Oh, dunia yang sering tak adil
Di mana yang lemah harus diam dan menengadah.
Semoga es di gelasnya menjadi cermin,
Bahwa manusia haruslah saling mengasih.
Tr: Rifky Aris Prayoga