Wajah pucat
Bak tersayat,
Sebab pisau masih tertancap dipunggungku
Air mata tak mampu melukiskan.
Mesin waktu berputar
Terpaku bagai memandang indahnya langit,
Saat empat bola mata coklat bertemu
Pikiran saat itu hanyalah semu.
Adakala rasa sedih itu hilang
Adakala rasa sepi itu sirna,
Mengingat waktu selalu berubah
Namun kaki tak jua berarah.
Tiba masanya
Kala waktu lumpuh oleh ingatan
Seolah tak mampu kembali,
Lantas mengapa aku masih menulis halaman tiap baitnya.
Tr : Isty Fay Siregar
Editor : Khofifah Aderti Mutiara