Teropongdaily, Medan-Yayasan Srikandi Lestari (YSL) adakan aksi turun ke jalanan sebagai seruan Global Climate Strike 2023. Aksi ini dilakukan di depan Mesjid Raya Kota Medan. Senin, (18/09/2023).
Aji Surya Abdi, selaku staf publikasi dan kampanye, menyampaikan bahwa aksi global climate strike ini bukan aksi hanya untuk di Pangkalan Susu saja, melainkan lebih ke arah global.
“Sebenarnya bukan aksi hanya di Pangkalan Susu saja tetapi ini lebih secara global, ini salah satu aksi kita, cara kita menyelamatkan lingkungan, karena dikhawatir kan 15 sampai 50 tahun kedepan kita sudah susah melihat pohon karena tingginya angka deforestasi Indonesia,” sampainya.
Disisi lain, Panitia aksi menyampaikan bahwa krisis iklim di Indonesia saat ini karena ulah Pemerintah.
“Krisis iklim sudah sangat-sangat buruk, tidak hanya itu, bahwa krisis iklim saat ini karena Pemerintah, karena produk-produk hukum kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah tidak mempedulikan kondisi lingkungan kita saat ini, Pemerintah saat ini membuat kebijakan yang secara ugal-ugalan merusak iklim,” ucapnya.
Kemudian, Aji mengungkapkan tujuan dari aksi global climate strike ini agar Pemerintah lebih memperhatikan kebijakannya.
“Tujuannya agar Pemerintah lebih memperhatikan kebijakan yang pro terhadap lingkungan dan iklim. Tidak lagi ugal-ugalan terhadap investasi, karena tidak semua investasi itu bisa menyejahterakan masyarakatnya,” ujarnya.
Lalu, melalui aksi ini Aji menyampaikan harapannya untuk masyarakat agar lebih peduli dan memiliki empati.
“Harapan nya, khususnya masyarakat sekitar Medan ini agar lebih peduli lagi, agar memiliki empati dan simpati terhadap iklim yang mulai rusak, sebentar kita lihat panas, sebentar kita lihat hujan, karena kita sudah ditahap anomali iklim. Kita sudah tidak bisa lagi memprediksi kapan hujan, kapan panas,” katanya.
Terakhir, Aji mengungkapkan bahwa aksi ini akan terus berkelanjutan jika apa yang diharapkan belum terselesaikan.
“Pasti akan terus kita kampanyekan, pasti akan kami terus suarakan minimal sampai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) itu pensiun, karena kami anggap itu yang menjadi sumber masalah terbesar di Sumatera Utara (Sumut) ini, karena hasil pembakaran di PLTU pangkalan susu itu sangat merugikan,” ungkap Aji.
Tr : Salsabila Balqis
Editor : Khofifah Aderti Mutiara