Ibu
Di pagi yang selalu lebih dulu bangun,
kau titipkan doa pada air dan cahaya.
Tak pernah kau hitung lelah,
karena bagimu, pulang kami adalah upah paling sempurna.
Telapak tanganmu menyimpan musim,
pernah gemetar oleh takut,
pernah kuat menahan runtuh,
namun tetap memilih senyum sebagai bahasa.
Ibu,
namamu jarang disebut dalam tepuk tangan,
tapi hidup kami berdiri di atas sabarmu
yang diam-diam paling keras bekerja.
Hari ini orang menyebutnya Hari Ibu,
bagiku ia adalah pengingat
bahwa cinta paling jujur
tak pernah meminta hari khusus untuk dikenang.
Tr: Adimas Dwipangga
Sumber Foto: Pixel




















