Teropongdaily,Medan-Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) melakukan pengamatan Gerhana Matahari Hibrida fenomena alam yang muncul kembali setelah kurun waktu 10 tahun. Kamis, (20/04/2023).
Saat diwawancarai oleh kru Teropong secara daring, Tim peneliti OIF UMSU yaitu Muhammad Dimas Firdaus menyampaikan fenomena ini jarang terjadi.
“Gerhana Hibrida, jenis gerhana yang paling jarang terjadi, karena hanya akan terjadi satu kali dalam kurun waktu 10 tahun, Gerhana Hibrida terakhir terjadi pada 03 November 2013 di Samudera Altantik dan Gerhana Hibrida selanjutnya akan terjadi pada 14 November 2031 di Pasifik,” ujarnya.
Medan menjadi salah satu bagian Indonesia yang dapat melihat fenomena gerhana tersebut, Dimas Praslisetyo selaku Tim OIF UMSU menyampaikan momen tersebut sempat terhalangi awan.
“Gerhana Matahari sebagian yang terjadi di Kota Medan terlihat jelas. Namun beberapa waktu sesekali dalam fasenya, pada momen tersebut gerhana terhalangi oleh awan,” ucapnya.
Selain itu, Dimas juga mengatakan jika fenomena ini tidak ada kaitannya dengan jatuhnya 1 Syawal.
“Kalau keterkaitan antara keduanya, itu tidak ada. Hanya saja, momennya berdekatan karena garis edar masing-masing benda-benda langit tersebut,” ucapnya.
Selain itu, berdasarkan informasi yang dihimpun dari siaran langsung RRI, durasi Gerhana Matahari Hibrida yang terjadi di wilayah Kota Medan dimulai pukul 10.13 WIB dan berakhir pada pukul 11.28 WIB.
Tr : Annisa Alivia dan Nadia Sinaga
Editor : Khofifah Aderti Mutiara
Sumber foto : OIF UMSU