Teropongdaily, Medan-Semakin memanasnya konflik Israel dengan Palestina, menimbulkan korban jiwa yang terus menambah. Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), turut memberikan tanggapannya terkait hal tersebut. Selasa, (31/10/2023).
Dekan FAI UMSU, Assoc. Prof. Dr Muhammad Qorib, MA., berikan tanggapan terkait konflik tersebut, ia menyampaikan bahwa pembunuhan bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) serta bertentangan dengan nilai-nilai yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadist.
“Harusnya kita sudah pahami bahwa muhammadiyah sudah punya sikap terkait itu, pembunuhan bertentangan dengan HAM dan itu juga bertentangan dengan nilai nilai yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadist. membunuh seorang manusia tanpa alasan yg jelas itu sama dengan membunuh semua manusia dan itu menyalahi nilai-nilai dalam kitab apapun,” ucapnya.
Lalu, ia juga mengatakan bahwa seluruh manusia harusnya introspeksi diri bahwa ini menyangkut kemanusiaan dan harus semestinya diberhentikan, serta sama-sama menghadapi nya dan tidak perlu berkoar-koar tetapi lebih ke tindakan.
“Harusnya seluruh manusia instrospeksi diri, ini sudah menyangkut kemanusiaan dan harus diberhentikan dan sama-sama menghadapinya, tidak perlu berkoar-koar tetapi lebih ke tindakan. Contoh, menyikapi dari muhammadiyah sendiri kita tidak harus turun ke lapangan untuk teriak kesana kemari. Tetapi lebih mengambil tindakan mengeluarkan uang miliaran rupiah, membangun infrastruktur yang ada di Palestina kemudian membantu rakyat Palestina,” lanjutnya.
Sementara itu, Dimas Nabil Akbar, mahasiswa dari Fakultas Hukum (FAHUM) selaku kalangan muda, juga turut memberikan tanggapan terkait konflik Palestina dan Israel tersebut.
“Ini sudah tidak menyangkut agama muslim ataupun non-muslim, tapi ini tentang kemanusiaan dan tidak dapat di toleran. Seharusnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus mengambil tindakan yang cepat untuk itu. Pembunuhan, aliran listrik dan internet diputus bahkan anak-anak terlantar itu susah sangat fatal. Kita tidak merasakan apa yang dirasakan oleh mereka, kita masih bisa enak-enak disini sementara mereka tidur pun belum tentu, seharusnya kebijakan negara-negara termasuk PBB sudah mengambil tindakan atas hal itu,” sampainya.
Tr : Novita Sari Pasaribu & Gustriani Ningsih
Editor : Khofifah Aderti Mutiara
Sumber Foto : reindhardjsilalahi.medium.com