1.Patung Mantan Kekasih
Raja Sidabutar kedua adalah seorang raja yang dulunya memimpin di Desa Tomok, Pulau Samosir ratusan tahun yang lalu. Namun kisah cintanya masih bisa kita lihat terukir di makamnya hingga saat sekarang ini. Makam Raja Sidabutar kedua ini merupakan makam sorkofagus atau makam batu yang diukir dengan ukiran yang khas. Pada makamnya ini, selain terdapat ukiran wajah beliau dan panglimanya yang terukir dibagian depan makam, terdapat juga ukiran wanita yang dicintainya, Anting Malela Boru Sinaga. Anting Malela merupakan seorang gadis yang sangat cantik yang mendapat julukan “The Most Beautifull Girl in Samosir”, sehingga banyak raja dari daerah lain yang ingin mempersuntingnya dan menjadikannya istri.
Namun pinangan-pinangan tersebut ditolak oleh Anting Malela. Kemudian Raja Sidabutar kedua memberanikan diri dan menemui Anting Malela, beliau menyampaikan niatnya yang ingin melamar Anting Malela. Mendengar pinangan tersebut Anting Malale kemudian menerimanya, namun dengan syarat pernikahan dilakukan 10 tahun lagi. Raja-raja lain yang pernah ditolak oleh Anting Malela pun sakit hati, saat mereka mendengar bahwa pinangan Raja Sidabutar kedua diterima. Diantara raja tersebut ada yang kemudian mengirimkan ilmu hitam yang pada akhirnya membuat Anting Malela menjadi gila dan pergi ke hutan dan tak pernah ditemukan lagi. Raja Sidabutar kedua yang sedih pada akhirnya menikah dengan gadis lain, namun semasa hidupnya, Raja Sidabutar kedua meminta pada pemahat agar memahat patung Anting Malela di makamnya dan ditempatkan dibagian belakang makam batunya, sebagai bukti kesetiaan cintanya pada Anting Malela, meskipun faktanya ia telah memiliki Istri.
2.Patung Teuku Muhammad Said Panglima Islam Asal Aceh
Menurut pengakuan sang penjaga sejarah pemakaman tersebut, Tengku Muhammad Said adalah seorang panglima yang mempunyai strategi perang hebat untuk mengalahkan musuh, sehingga ia dinobatkan sebagai Tongkat Perang Sidabutar. Bahkan patungnya dipahat dibawah dagu Raja Sidabutar kedua sebagai penopang, khas dengan songkok Aceh diatas kepalanya. Patung dipahat atas permintaan raja sendiri. Raja kedua Sidabutar sangat dikenal dengan kesaktiannya dalam ilmu mistis yang digunakan untuk menaklukkan musuh-musuhnya.
Disamping itu, keberhasilannya memperluas kekuasaan, tidak luput dari bantuan panglima perangnya yang berasal dari tanah Islam Nanggroe Aceh dikala itu, yaitu Teungku Muhammad Said. Ia merupakan seorang ulama Islam asal Aceh yang berdakwah di tanah Toba. Ia bertahan lama dan diterima di Tomok karena agama Islam mempunyai kemiripan dalam segi ajaran kehidupan dengan agama kepercayaan nenek moyang rakyat Tomok dimasa itu. Dimana dalam agama mereka yang bernama Parmalim tersebut penganutnya dilarang memakan babi, anjing, hewan berdarah dan yang susah dibunuh.
Sampai sekarang masih ada 22 KK yang masih terdata sebagai penganut parmalim di Pulau Samosir. Namun, ada hal aneh yang mencuri perhatian. Patung Teungku Muhammad Said dibuat telanjang dengan posisi tangan menutup kemaluannya, konon katanya pernah suatu ketika Teungku Muhammad Said dikepung oleh musuh dan hendak dibunuh, kemudian dia membuka semua pakaiannya dan berpura-pura gila.
Dalam adat batak, dilarang membunuh orang tanpa pakaian. Jika dibunuh maka kesaktiannya akan hilang dan hambar, sehingga si pembunuh akan mengalami malfunction ilmu mistisnya. Kemudian, pada masa-masa Teungku Muhammad Said hendak akhir hayat, ia meminta izin pulang ke Aceh kepada sang raja. Raja pun mengutus pengawalnya untuk mengantarkan Teungku Muhammad Said sampai ke Aceh dan beliau wafat di tanah kelahirannya sendiri.
Disamping itu, penjaga sejarah makam Raja Sidabutar juga menceritakan bahwa kerajaan Tomok mempunyai hubungan erat dengan kerajaan Aceh hingga masa kolonial Belanda. Dimana raja Sidabutar III menyerahkan cendera mata berupa tongkat sakti lima pilar kepada Daud Bereuh.
Tr : Maghfirani
Editor : Khofifah Aderti Mutiara