Teropongdaily, Medan-Pertukaran mahasiswa merdeka (PMM) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) laksanan Modul Nusantara di Aula Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (FEB). (Sabtu, 26/11/2022).
Kegiatan yang bertemakan, “Multikulturalisme Sebagai Simbol Harmonisasi dan Toleransi di Tanah Sumatera Utara” ini dihadiri lebih kurangnya sebanyak 50 mahasiswa PMM yang terbagi atas beberapa kelompok.
Ketua unit Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Murviana Koto M.Si,. dalam kata sambutannya menyebutkan bahwa Modul Nusantara ini tentang bagaimana kita memahami culture dan kebhinekaan.
“Modul Nusantara yang sebagai gambaran, adalah modul pembelajaran yang akan memberikan kita pemahaman bagaimana kita memahami culture dan memperkuat pemahaman tentang ke bhinekaan dan juga mencintai budaya. Belajar semakin jauh memahami bagaimana bertoleransi yang baik dan saling mencintai akan sesama bangsa Indonesia,” katanya.
Ia pun melanjutkan Modul Nusantara adalah pembelajaran wajib yang di berikan atas program pertukaran mahasiswa merdeka.
“Bagian dari modul ini diharapkan akan memberikan wawasan ataupun masukan yang nantinya dapat diaplikasikan ketika adik-adik mahasiswa sudah kembali ke kampus masing-masing. Berarti tidak hanya bertukar, tidak hanya belajar di UMSU atau berpindah universitas tapi akan merasakan bagaimana sebenarnya kita hakikatnya untuk mempelajari dan mencintai tanah air Indonesia dengan seutuhnya,” lanjutnya.
Dr. Leilia selaku pemateri Modul Nusantara PMM memaparkan bagaimana mereka melihat proses kulturalisme.
“Bagaimana kita melihat proses kulturallisme, toleransi dan hubungan sosial yang berlangsung di kota Medan. Tidak banyak bisa hubungan antara etnis yang terbangun di daerah tercapainya harmonis sosial. Di Medan ada suku Melayu, Batak, yang mana Batak sendiri sudah ada sekultur nya,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa multikulturalisme merupakan ruang bertemunya kepentingan. “Multikulturalisme itu bukan hanya simbol tapi menjadi ruang bertemunya kepentingan-kepentingan dan penerimaan orang-orang diluar dari kita dan menerima perbedaan dari dirinya,” pungkasnya.
Tr : Muthi’ Nur Hanifah & Dania
Editor : Choirun Anisah Sabilah