Teropongdaily, Medan-Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) lakukan pengamatan hilal pada senin, kemarin, Terlihat bahwa hilal secara kasat mata dan 1 Zulhijah jatuh pada tanggal 19 Juni sehingga 10 Zulhijah (Iduladha) tepat di tanggal 28 Juni. Rabu, (21/06/2023).
Pemerintah sendiri sudah melakukan sidang isbat dimana jatuhnya hari raya Iduladha pada tanggal 29 Juni sehingga terjadi perbedaan tanggal Iduladha antara Muhammadiyah dan Pemerintah.
Tim Peneliti OIF UMSU Cabang Barus Muhammad Dimas Firdaus, mengatakan adanya perbedaan tanggal Iduladha Muhammdiyah dengan Pemerintah.
“Iduladha 1444 H (10 Zulhijah) ada perbedaan antara Muhammadiyah dan Pemerintah Indonesia. Dikarenakan tanggal 1 Zulhijah pada kalender Muhammadiyah jatuh pada 19 Juni sementara 1 Zulhijah Pemerintah 20 Juni, akhirnya Iduladha Muhammadiyah bertepatan dengan 28 Juni, sedangkan Pemerintah menetapkan Iduladha melalui sidang isbat 29 Juni 2023,” ucapnya.
Selain itu, Dimas juga memaparkan kenapa terjadi perbedaan penentuan awal bulan Hijriah.
“Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan kriteria antara Muhammadiyah dan Pemerintah. Muhammadiyah menggunakan kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal, mensyaratkan Bulan masih berada diatas ufuk saat Matahari terbenam, sedangkan Pemerintah Indonesia menggunakan Imkanurrukyat Neo MABIMS yang mensyaratkan tinggi minimal Bulan 3° dan elongasi Bulan-Matahari minimal 6,4° saat Matahari terbenam,” ujar Dimas.
Tambahnya, bahwa minggu kemarin ketinggian bulan sudah masuk kriteria Muhammadiyah sedangkan Pemerintah belum.
“Pada tanggal 18 Juni kemarin kondisi ketinggian Bulan di Indonesia bervariasi antara 0°-2,25°, sehingga Muhammdiyah menentukan 19 Juni tanggal 1 Zulhijah karena sudah memenuhi kriteria Wujudul Hilal, sementara Pemerintah menentukan 20 Juni karena tidak memenuhi kriteria Imkannurrukyat 3°-6,4°,” ungkap Dimas.
Tr : Annisa Alivia
Editor : Khofifah Aderti Mutiara
Sumber Foto : OIF UMSU