Teropongdaily, Medan-Perlu diketahui, di awal tahun 2024, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka yang sangat besar. Berdasarkan laporan dari We Are Social yang dilansir melalui Katadata, sekitar 66,5% dari total populasi Indonesia sudah terhubung dengan internet. Ini artinya, Angka ini menunjukkan betapa besarnya peran media dalam kehidupan kita sekarang. Media bukan cuma menyampaikan informasi, tapi juga membentuk cara kita melihat dunia melalui media sosial.
Banyak orang menganggap media sebagai cermin dari kenyataan apa yang kita lihat di media dianggap sebagai gambaran langsung dari realitas. Tapi nyatanya, media lebih mirip panggung. Di balik layar, ada proses memilih, menyusun, dan menyajikan informasi sesuai sudut pandang tertentu.
Contohnya, dalam pemberitaan konflik sosial, media bisa memposisikan satu kelompok sebagai korban atau pelaku hanya dengan cara menulis berita, memilih narasumber, atau bahkan dari sudut pengambilan gambar. Hal ini menunjukkan bahwa media tidak sepenuhnya netral ada konstruksi sosial yang terjadi dalam proses penyampaian informasi.
Kehadiran media sosial menambah warna baru dalam cara realitas dikonstruksi. Sekarang, semua orang bisa jadi pembuat konten dan menyebarkan informasi ke publik. Informasi tidak lagi hanya datang dari wartawan atau media besar, tapi juga dari pengguna biasa, yang kadang hanya mengandalkan pengalaman pribadi atau opini.
Namun, media sosial bekerja dengan algoritma yang menyaring informasi berdasarkan minat dan kebiasaan kita. Akibatnya, kita lebih sering melihat apa yang ingin kita lihat, bukan apa yang sebenarnya penting untuk diketahui. Ini membuat ruang informasi jadi sempit dan bisa memicu bias dalam cara kita memahami suatu isu.
Situasi ini menyebabkan satu peristiwa bisa punya banyak versi, tergantung siapa yang menyampaikan dan bagaimana caranya. Dampaknya, masyarakat bisa punya pemahaman yang berbeda-beda atas hal yang sama. Ini menyulitkan terbentuknya kesepahaman atau pandangan bersama dalam suatu isu.
Apa yang kita anggap sebagai kenyataan hari ini, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh media. Oleh karena itu, penting banget untuk punya kemampuan literasi media kemampuan untuk memahami, menilai, dan mengkritisi informasi yang kita konsumsi setiap hari.
Bersikap kritis terhadap media bukan berarti harus curiga terus, tapi sadar bahwa setiap informasi punya sudut pandang dan tujuan tertentu. Dengan literasi media yang baik, kita bisa jadi pengguna media yang lebih bijak, nggak gampang terpengaruh, dan bisa memilah mana informasi yang benar dan mana yang cuma sekadar opini atau sensasi.
Tr: Widia Ningsih