Publik dihebohkan dengan beredarnya rekaman yang diduga berasal dari mikrofon yang masih aktif saat Presiden Prabowo Subianto berbincang dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) baru-baru ini.
Meskipun isi percakapan keduanya belum diketahui secara pasti, momen bocornya suara dua tokoh dunia tersebut menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Menanggapi hal ini, salah satu mahasiswa semester V Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Rizky Teguh Priyadi, menilai bahwa insiden tersebut menunjukkan pentingnya kewaspadaan dalam forum resmi internasional.
“Kejadian ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dalam forum resmi internasional. Meskipun tampak sebagai kesalahan teknis, situasi seperti ini dapat menimbulkan beragam interpretasi dan berdampak pada citra diplomatik suatu negara. Hal ini juga menjadi pengingat bahwa percakapan informal sekalipun dapat membawa konsekuensi besar di ranah publik,” ujarnya saat diwawancarai kru teropong pada Selasa (14/10/2025).
Kemudian, ia juga menambahkan bahwa insiden tersebut mungkin menimbulkan kesan kurang profesional bagi sebagian pihak.
“Bisa jadi hal ini menimbulkan kesan kurang profesional, tetapi dampaknya kemungkinan hanya bersifat sementara. Selama pemerintah mampu memberikan klarifikasi yang baik dan menjaga hubungan dengan negara lain, citra Indonesia dapat segera pulih, bahkan menunjukkan kedewasaan diplomatik,” jelasnya.
Ia pun berharap agar diplomasi Indonesia semakin menekankan aspek profesionalitas.
“Ke depannya diharapkan diplomasi Indonesia semakin matang dengan menekankan profesionalitas, kesiapan teknis, serta kesadaran bahwa setiap pertemuan internasional merupakan panggung untuk menunjukkan karakter bangsa yang beretika, bijak, dan berwibawa,” harapnya.
Kejadian ini menjadi refleksi penting tentang bagaimana teknologi dan diplomasi modern saling berkaitan, terutama dalam menjaga wibawa dan citra negara di mata dunia.
Tr : Anggun & Nawan