Teropongdaily, Medan-Salah satu bentuk kesuksesan Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam (SAW) ﷺ selama 23 tahun adalah keberhasilannya dalam bidang kaderisasi pemuda. Usia potensial ini tidak dibiarkan berlalu tanpa arti. Mereka dididik, dikembangkan, bahkan disiapkan media untuk pengembangan diri.
Berikut adalah beberapa pemuda di zaman Nabi Muhammad SAW ﷺ yang tak ingin melewatkan masa mudanya begitu saja :
- Usamah bin Zaid
Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Usamah bin Zaid bin Haritsah, lahir pada tahun tujuh sebelum Hijrah, berasal dari Kanafah Auf lahir di Mekah anak dari Zaid bin Haritsah, kedua orangtuanya sama-sama mukmin, ia tumbuh besar di atas Islam. Saat Nabi Muhammad ﷺ wafat, ia belum genap 20 tahun. Peperangan pertama yang ingin Usamah ikuti adalah perang Uhud, namun Nabi Muhammad ﷺ memulangkan Usamah karena belum cukup umur.
Lalu pada Perang Mu’tah, Usamah berperang di bawah bendera ayahnya, Zaid bin Haritsah. Saat itu Usamah belum genap berusia 18 tahun. Ia melihat dengan matanya sendiri kematian ayahnya. Di usianya yang belum genap 20 tahun, Nabi Muhammad ﷺ menunjuk Usamah bin Zaid sebagai panglima perang yang akan menyerang wilayah Kekaisaran Bizantium di Balqa. Usamah bin Zaid pun dapat membuktikan kehebatannya, di mana ia dan pasukannya menjadi kekuatan Muslim pertama yang berhasil menyerang wilayah Bizantium.
- Mush’ab bin Umair
Nama lengkapnya adalah Abdullah Mush’ab bin Umair bin Hasyim Al Quraisy. Mush’ab adalah pemuda Mekkah yang paling tampan dan hidup berkecukupan. Saat Mush’ab masuk Islam, jumlah kaum Muslimin kurang dari 40 orang, sehingga ia termasuk di antara mereka yang lebih dulu masuk Islam, ia menyembunyikan keislamannya dari ibunya, sampai pada akhirnya Ibu Mush’ab mengetahui keislamannya, dibawalah puteranya itu ke suatu tempat terpencil di rumahnya, lalu dikurung dan dipenjarakannya dengan rapat.
Beberapa lama Mush’ab tinggal dalam kurungan sampai saat beberapa orang Muslimin hijrah ke Habasyah. Mendengar berita hijrah ini Mush’ab pun mencari muslihat dan berhasil mengelabui ibu dan penjaga-penjaganya, lalu pergi ke Habasyah. Suatu saat Mush’ab dipilih Rasulullah ﷺ untuk menjadi duta atau utusan Rasul ke Madinah dan mengajarkan agama Islam kepada orang-orang Anshar. Dengan sifat zuhud, kejujuran dan kesungguhan hati, ia berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Madinah hingga mereka berduyun-duyun masuk Islam.
- Zubair bin Awwam
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Zubair bin Awwam bin Khuwailid al Asadi Al Quraisyi. Ibunya adalah Shafiyah binti Abdul Mutthalib, bibi Nabi Muhammad ﷺ , dengan demikian Zubair adalah sepupu Nabi. Zubair lahir tahun 28 sebelum hijrah di Mekkah, ibunya sangat gigih melatihnya berkuda dan menginginkannya kelak menjadi seorang pahlawan yang tidak gentar pada siapa pun. Zubair bin Awwam termasuk ke dalam tujuh orang pertama yang memeluk Islam saat usianya yang terbilang masih muda, tepatnya 15 tahun. Setelah memeluk Islam, Allah semakin melapangkan rezekinya dan Zubair pun semakin semangat untuk memberikan hartanya dalam dakwah. Rasulullah ﷺ bahkan pernah membanggakan Zubair sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim berikut :
لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوَارِيٌّ، وَحَوَارِيَّ الزُّبَيْرُ
“Setiap nabi mempunyai penolong (hawari) dan hawariku adalah Zubair bin ‘Awwam.” (Hadis Riwayat (HR). Bukhari Muslim).
Tr : Siti Masyitah
Editor : Restu Adiningsih
Sumber : aqwam.com