Teropongdaily, Medan-Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menanggapi kehadiran senjata laser portabel pertama di Indonesia sebagai perkembangan teknologi pertahanan nasional yang perlu disikapi secara bijak dan bertanggung jawab, Rabu (24/12/2026).
Inovasi senjata laser portabel tersebut menandai lompatan menuju kemandirian alat utama sistem persenjataan (alutsista), sekaligus membuka ruang diskursus publik terkait kesiapan regulasi, etika penggunaan, serta arah riset pertahanan nasional di era teknologi presisi tinggi.
Komandan Menwa UMSU, Malika Nurlaili, turut memberikan tanggapan terkait pengembangan teknologi senjata laser tersebut. Menurutnya, diperkenalkannya teknologi ini mencerminkan kemampuan dan kemandirian bangsa dalam bidang riset serta inovasi strategis.
“Hal ini sebagai bagian dari perkembangan teknologi pertahanan nasional yang menunjukkan kemampuan dan kemandirian bangsa dalam bidang riset serta inovasi strategis. Perkembangan ini menandakan bahwa Indonesia terus berupaya memperkuat kapasitas pertahanan negara seiring dengan dinamika ancaman global yang semakin kompleks,” ujarnya.
Namun demikian, Malika menegaskan bahwa setiap kemajuan teknologi pertahanan harus dibarengi dengan prinsip kehati-hatian dan tanggung jawab.
“Kami memandang bahwa setiap kemajuan teknologi pertahanan harus selalu dibarengi dengan prinsip kehati-hatian, tanggung jawab, serta orientasi pada kepentingan kemanusiaan. Bagi kami, kekuatan pertahanan sejatinya tidak hanya diukur dari kecanggihan alutsista, tetapi juga dari komitmen negara dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan keselamatan masyarakat,” lanjutnya.
Ia juga menyampaikan harapan agar pengembangan teknologi senjata laser tersebut dapat dimanfaatkan secara bijak dan profesional.
“Harapan kami, pengembangan teknologi pertahanan seperti ini dapat dimanfaatkan secara bijak, profesional, serta sesuai dengan hukum dan nilai-nilai kemanusiaan, dengan tujuan menjaga keamanan dan kedaulatan negara, bukan untuk menimbulkan rasa takut di tengah masyarakat,” tuturnya.
Tr: Raihan Wijaya




















