Teropongdaily, Medan- Viralnya perusakan kertas koreografi salah satu pendukung Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang dirusak oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di Tribun Utara pada penjamuan Timnas Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Jum’at, (06/01/2023) lalu.
Kejadian ini dialami oleh supporter Timnas Indonesia, La Grande Indonesia (LGI) yang terjadi beberapa jam sebelum pertandingan dimulai. Kru Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Pers Mahasiswa (UKM-LPM) Teropong Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) mengambil inisiatif mewawancarai M. Fadhil Aditya, Ketua Umum UKM Sepakbola UMSU sekaligus Ketua Umum LGI kota Medan, untuk menanyai tanggapannya terkait kejadian tersebut.
Ketua yang akrab disapa Fadhil ini menanggapi kejadian yang terjadi di Tribun Utara SUGBK beberapa waktu sebelumnya.
“Kami sendiri dari La Grande Indonesia basis Medan, sangat disayangkan sekali ya, karena kurang dihargainya kreativitas anak bangsa hanya dikarenakan Presiden sendiri mau ikut berhadir untuk nonton pertandingan tersebut. Bahkan kabarnya bukan hanya pihak LGI saja yg dirusak tapi pihak dari Ultras Garuda pun turut dirusak Koreo mereka sama Paspampres,” ujarnya saat diwawancarai pada Minggu, (08/01/2023).
Ia juga mengutarakan kekecewaannya atas terjadinya kejadian tersebut. “Perasaan saya pada saat itu sudah pasti kecewa ya, walaupun saya juga tidak merasakan membuat koreo tersebut gimana, tapi setidaknya saya tau prosesnya bagaimana. Itu sangat sulit, dikarenakan menyusun kertas satu persatu diantara ribuan bangku agar menjadi suatu koreo itu butuh waktu berhari-hari, jadi ketika tau koreonya dirusak begitu saja pasti juga semua sakit hati,” katanya.
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan sakit hatinya terhadap respon dari salah satu pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
“Yang lebih sakitnya lagi dari pihak PSSI, malah mengeluarkan statement yang kurang menyenangkan seperti, ‘yang penting tiket terjual 50.000 tiket’ begitu,” ungkapnya.
Fadhil memberikan gambaran alasan dari dirusaknya koreografi tersebut oleh Paspampres.
“Kalau yang saya dengar sendiri Paspampres merusak koreo tersebut, demi keamanan bapak Presiden dan yang dipertanyakan, bagaimana suatu kertas bisa mengancam keselamatan Presiden, terlebih lagi Presiden Jokowi sendiri jauh atau berbeda tribun dengan La Grande Indonesia,” jelasnya.
Diakhir, dia menyampaikan harapannya atas kejadian ini. “Harapan saya yang begini jangan sampai terjadi lagi, stop aparat mengolok-ngolok supporter bola, kami hanya ingin menonton tim kebanggaan kami dan jangan sampai terjadi lagi korban kedepannya. Kita sudah sangat sakit melihat saudara-saudara kami yang ditindas di Kanjuruhan,” tutupnya.
Tr : Arib Batubara & Amita Aprilia
Editor : Choirun Anisah Sabilah