Teropongdaily Medan-Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Teropong Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) bahas foto jurnalistik yang dibawakan Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan, Rahmad Suryadi. Sabtu, (10/12/2022).
Dalam pemaparannya, Rahmad Suryadi menyampaikan bahwa semua foto itu bisa menjadi produk jurnalistik.
“Semua foto itu bisa menjadi produk jurnalistik. Misalnya abang yang lagi berbicara ini bisa menjadi sebuah produk foto jurnalistik tergantung foto tersebut dipublikasikan dimana, mungkin di media cetak, online, majalah lalu di media sosial,” sampainya.
Rahmad juga mengatakan jika media sosial itu sudah menjadi bagian promosi dari berbagai media.
“Media sosial itu sudah menjadi bagian promosi dari berbagai media untuk menampilkan hasil foto jurnalistiknya, karna memang di media sosial itu banyak pembacanya, banyak juga yang lihat,” katanya.
Ketua PFI Medan itu pula mengatakan bahwa esensi foto jurnalistik adalah suatu foto atau gambar yang dapat bercerita.
“Esensi foto jurnalistik adalah suatu foto atau gambar yang dapat bercerita. Foto jurnalistik yang baik adalah ketika kita publikasikan orang langsung paham, misalnya pengendara melintas dijalan yang rusak. Mereka langsung fokus kepada jalan yang rusak, tergantung kita juga memotretnya dengan sudut pandang berbeda,” ujar Rahmad.
Fungsi foto turut dipaparkan olehnya jika hasil foto publikasi harus bisa membuat sebuah perubahan menjadi lebih baik.
“Fungsi foto juga untuk menyiarkan informasi, mendidik, menghibur, kemudian mempengaruhi, kenapa harus mempengaruhi karena hasil foto yang kita publikasikan harus bisa membuat sebuah perubahan menjadi lebih baik,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan konsep dalam menghasilkan sebuah produk karya jurnalistik seperti perhatian, ketertarikan, keinginan dan juga tindakan.
“Konsep didalam menghasilkan sebuah produk karya jurnalistik, yaitu perhatian, ketertarikan, keinginan dan juga tindakan. Adanya tindakan, itulah salah satu keberhasilan kita membuat sebuah produk karya jurnalistik,” jelas Ketua PFI Medan.
Lanjutnya, Rahmad mengatakan bahwa fotografi jurnalistik menampilkan sebuah kenyataan.
“Fotografi jurnalistik itu menampilkan sebuah kenyataan, jangan pernah menambah-nambahi seperti merubah warna, mengurangi bagian-bagian yang tidak ada, jangan pernah melakukan hal tersebut karena fotografer jurnalistik itu kita menyampaikan informasi dan di naikkan ke media untuk menjadi sebuah propokasi untuk bisa membuat perubahan,” lanjutnya.
Terakhir, Rahmad juga mengatakan fotografer jurnalistik yang baik harus bisa mengeluarkan ide, imajinasi, kepekaan dan naluri.
“Fotografer jurnalistik yang baik harus bisa mengeluarkan ide, kemudian mengembangkan imajinasi, lalu kita memiliki kepekaan dan naluri. Naluri sangat penting untuk memilih posisi kita, subjek yang akan digunakan di dalam frame yang akan kita hasilkan,” katanya.
Tr : Berry Sanjay & Nur Nilam Sary P.