Teropongdaily, Medan- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) selenggarakan pertemuan dalam Peningkatan Pembinaan Ketahanan Remaja di Hotel Aryaduta, Kota Medan. Selasa, (14/03/2023).
Pertemuan ini membahas tentang “Penguatan Koordinasi Bagi Stakeholder dan Mitra Kerja Dalam Pembinaan Remaja Kelompok Resiko Tinggi (Anak Tidak Sekolah)”.
Dr. Beri Satria, M.Kes., M.H. selaku narasumber mengatakan bahwa banyak yang keliru perihal kesehatan reproduksi yang diberitahukan kepada siswa/siswi.
“Kesehatan reproduksi yang diberikan kepada siswa/siswi Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) dianggap memberikan pelajaran tentang sex padahal hal itu ditujukan untuk dapat mencegah anggota tubuhnya dipegang orang lain,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa anak yang memasuki usia pubertas memiliki hormon yang meledak.
“Anak-anak usia pubertas di dalam kesehatan memiliki hormon yang lagi tinggi-tingginya, sedang dimasa emosional yang tidak terkendali. Hingga sampai di usia 40 tahun, di masa itulah ia menuai apa yang telah ia lakukan sebelumnya,” jelasnya.
Selain dari sisi kesehatan, Ilmiah, M.Si., Psi selaku Psikologi mengungkapkan bahwa periode remaja sangat mempengaruhi tahap periode selanjutnya.
“Masa remaja adalah masa transisi, jika di periode remaja tidak berjalan dengan baik atau tidak selesai maka periode kedepannya akan mengalami masalah,” ungkapnya.
Diakhir, ia mengutarakan bagaimana anak-anak yang tidak dibekali akan gamang pada dirinya sendiri.
“Anak-anak yang tidak dibekali dari mulai menyelesaikan masalah akan merasakan gamang atau bingung dengan dirinya sendiri, ia akan mengupayakan segala hal agar dirinya diakui,” pungkasnya.
Tr : Fadilah Hasanah Guci dan Farah Dhita
Editor : Khofifah Aderti Mutiara