Bukan sekedar batu lagi yang mengujam
Bertubrukan dengan raga, silih berganti.
Bait kata, ku tuangkan dalam syair
Makna balik kisah sang pengembara.
Jalan mana yang hendak ia jejaki kembali,
Gunung terjal pun sudah dia jangkau,
Seberapa tajam lagi duri harus menusuk nya
Kalau tombak runcing ini juga sudah mendarat.
Lihatlah ia,
Seonggok yang terbuang ditengah keramaian.
Yang berjuang ditengah gempuran pandangan sinis,
“tuhan aku harus bagaimana?”
Perkataannya seolah menjadi pertanda daya nya yang juga sudah beranjak.
Dalam pengembaraannya
Ia mepertanyakan keyakinan,
Mengapa sang pengembara begitu yakin oleh pundaknya
Ia merayap hanya sekedar mengukir senyum.
Dalam baid akhirnya, ia bersendagurau
“kamu hanya emas yang terbuang”.
Tr : Basri Musthofa
Editor : Restu Adiningsih
Sumber Foto : mocipay