Site icon UKM-LPM Teropong UMSU

Bentuk Diskriminasi Gender di Lingkungan Sosial

Teropongdaily, Medan- Diskriminasi gender merupakan sebuah kondisi yang terbilang tidak adil yang diakibatkan oleh struktur sosial yang menjadikan laki-laki maupun perempuan sebagai korban dari sistem atau struktur tersebut.

Belakangan ini isu diskriminasi gender hangat diperbincangkan dan beberapa korban merupakan dari kalangan perempuan.

Berikut ini beberapa bentuk diskriminasi gender yang sering ditemui di lingkungan sosial :

  1. Sterotip

Merupakan pelabelan negatif terhadap salah satu gender yang menimbulkan kerugian dan rasa tidak adil. Contohnya label yang diberikan kepada perempuan bahwasannya mereka berpakaian dan berdandan untuk menarik perhatian lawan jenis, sehingga timbul anggapan bahwa yang menjadi penyebab perempuan dilecehkan secara seksual adalah akibat kesalahan perempuan itu sendiri. Hal ini membuat beberapa orang memaklumi perbuatan pelaku pelecehan.

  1. Marginalisasi

Secara spesifik perempuan mengalami marginalisasi yang lebih disebabkan oleh adanya konstruksi gender di masyarakat. Misalnya, perempuan dianggap sebagai makhluk domestik dengan peran dalam perkawinan sebagai pengurus rumah tangga sehingga ia menjadi tergantung secara ekonomi kepada laki-laki.

Bahkan di dalam dunia kerja perempuan mendapat diskriminasi melalui hal seperti memiliki kedudukan paling rendah atau gaji yang rendah.

  1. Subordinasi

Subordinasi adalah sikap yang dianggap merendahkan posisi atau salah satu jenis gender, biasanya sering ditemui dengan anggapan bahwasannya perempuan itu memiliki pemikiran yang irasional dan dianggap lebih emosional atau sering menggunakan perasaan daripada logika.

Hal ini menyebabkan mereka beberapa kali dijauhkan dari dunia politik, tidak bisa tampil sebagai pemimpin, yang berakibat munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting, yang lebih rendah daripada laki-laki. Bahkan ada anggapan bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Bila keuangan terbatas, maka anak laki-laki lebih diutamakan untuk bersekolah.

  1. Beban Kerja Berlebihan

Karena adanya stigma-stigma tentang perempuan, bahwa mereka memiliki sifat rajin dan memelihara timbullah anggapan bahwa tugas atau pekerjaan rumah merupakan hanya tanggung jawab perempuan.

Belum lagi perempuan yang memiliki pekerjaan atau karir mereka dianggap harus lebih mementingkan pekerjaan di rumah daripada di luar.

  1. Kekerasan

Sumber kekerasan yang dimaksud adalah, salah satu kekerasan terhadap jenis kelamin tertentu, yakni perempuan, disebabkan oleh anggapan gender yang eksis di masyarakat patriarki (berpusat pada kekuasaan laki-laki).

Misalnya adanya anggapan bahwa perempuan itu lemah, pasrah, dan menjadi obyek seksual, sehingga menempatkan perempuan sebagai obyek yang mudah diserang.

Berikut beberapa lingkungan tempat diskriminasi gender ditemukan di lingkungan keluarga, di lingkungan masyarakat, di lingkungan kerja, dan di tingkat negara dan konstitusi.

Sumber : jalastoria.id
Tr : Yowana Fadhilah

Exit mobile version